“Tentu yang perlu didorong bagaimana agar mereka memiliki konsep pembangunan. Baik itu sumber daya manusianya maupun sumber daya yang lain,” ucapnya.
Bagaimana dengan peluang perempuan di Pilkada 2020? Muhammad Farisi menjelaskan, tingkat keterpilihan perempuan tergantung dari tingkat ketokohannya sendiri. Mereka juga harus memiliki dukungan mengakar dengan merangkul semua elemen masyarakat.
“Tidak semua perempuan yang maju dipilih para pemilih yang perempuan. Mereka harus membangun kekuatan yang mengakar,” terangnya.
Kemudian, figure perempuan juga harus memiliki modal popularitas, modal social dan modal capital. “Tingkat keterpilihannya cukup besar, dengan catatan punya modal-modal penting untuk membuatnya terpilih,” tukasnya. (aiz/lan/rza/wan)