Kesiapan TNKS Buka Kembali Objek Wisata Tuai Kritikan

Senin 05-10-2020,00:00 WIB

KERINCI - Kabar yang mestinya diaprisiasi , namun menjadi ramai kembali di media sosial kritik atas kesiapan dari pihak Taman Nasional Kerinci Seblat bahwa dibukanya kembali seluruh objek wisata di Taman Nasional Kerinci Seblat melalui surat edaran Kepala Balai Taman Nasional Kerinci Seblat dengan nomor: SE.687/T.1/BIDTEK/KSA/9/2020.

Rangga, pemandu wisata dari Kerinci Expedition, menjelaskan bahwa sebelumnya, Taman Nasional Kerinci Seblat di surat edaran tersebut mengeluarkan aturan one day trip yakni hanya berlaku satu hari trip untuk setiap objek wisata di dalam kawasan Taman Nasional.

Atas hal itu, sejumlah pemandu wisata melayangkan protes di media sosial bahwa one day trip tidak bisa diterapkan untuk pendakian Gunung Kerinci, karena idealnya pendakian Gunung Kerinci adalah 3 hari 2 malam namun di masa pandemi ini akan sangat dimaklumi jika pendakian diterapkan 2 hari 1 malam.

\"Pada tanggal 4 Oktober 2020 keluar ederan dari pos registrasi di R10 bahwa pendakian dapat dilakukan 2 hari 1 malam dan terbit Sepuluh Standar Operasional Prosedur Pendakian,\" jepasnya.

Ditambahkan Rangga bahwa, 10 standar tersebut yakni setiap pendaki wajib memakai masker saat regstrasi (lapor), Setiap pendaki wajib memakai pakaian wajib pendakian (safety trekking) saat registrasi. Setiap pendaki wajib melampirkan Surat Keterangan Kesehatan (rapid test) dimasa pandemi COVID-19, Pendaki wajib membawa identitas diri (E-KTP,KTA,SIM,Kartu Pelajar,paspor,dan identitas lainnya) sebagai syarat pendakian (Non-fotocopy).

Selanjutnya, Pendaki di sarankan membawa hand sanitizer priibadi selama pendakian, Registrasi di mulai pada pukul 07.30- 13.00 WIB.(lewat dari waktu yang ditentukan, kami tidak melayani/TUTUP), Kuota pendakian di batasi 45 orang per hari. \"Wajib menggunakan jasa Pemandu (Guide/Porter), Selama pendakian, keselamatan pendaki, tanggung jawab pribadi/ guider&porter (karena tiket tidak termasuk asuransi), Bagi pendaki yang tidak membawa alat pendakian lengkap, maka tidak akan di izinkan melakukan pendakian,\" bebernya.

Namun sepuluh SOP ini, seperti dibuat mendadak dan asal jadi beberapa poin perlu penjelasan lagi seperti point nomor 3 setiap pendaki wajib melampirkan surat keterangan kesehatan repid test. \"Namun tidak dijelaskan apakah seluruh pendaki termasuk yang dari daerah kerinci juga wajib repid test?

Tidak dijelaskan juga satu unit tenda doom boleh di isi berapa orang dan jarak pendirian antar tenda,\" ungkapnya.

Jangan sampai Taman Nasional, hanya menerapkan SOP untuk di pos penjagaan saja, namun akan kecolongan di saat wisatawan berada di Gunung, tentu saja tidak ingin ada cluster covid dari Gunung Kerinci.

Selain itu, pihak Taman Nasional juga tidak melibatkan penggiat pariwisata seperti pemandu dan porter dalam pembuatan SOP yang notabene merekalah yang paling banyak akan berhubungan dengan wisatawan selama pandemi ini. Termasuk hal-hal penting seperti bagaimana jika pemandu menemukan gejela kasus mirip covid-19 pada saat di gunung apa yang mestinya dilakukan.

\"hal-hal seperti ini, sebelumnya tentu butuh sosialisasi dan diskusi dalam pembuatan SOP dengan melibatkan mereka yang akan berhubungan langsung dengan wisatawan seperti pemandu dan porter,\" katanya.

Selain itu, bagi wisatawan yang akan melakukan wisata ke Gunung Kerinci dan danau Gunung Tujuh, pihaknya menghimbau untuk mengikuti protokol covid-19 dalam berwisata. \"keselamatan anda agar terhindar dari terjangkit covid-19 berada ditangan anda sendiri dan tergantung kesiapan anda dalam berwisata,\" tutupnya.(adi)

Tags :
Kategori :

Terkait