JAKARTA- Kasus wajib berjilbab di SMK Negeri 2 Padang terus digaungkan oleh pegiat media sosial Denny Siregar di akun twitternya. Denny Siregar mengatakan Padang tidak seindah dengan makanannya yang terkenal yakni nasi padang.
“Padang ternyata tidak seindah nasi padang, yang ada dimana-mana dan dinikmati banyak orang tanpa melihat golongan,” tulis pria bernama Denny Zulfikar Siregar ini, Sabtu (23/1).
Menanggapi itu, tokoh Nahdatul Ulama (NU), Umar Syadat Hasibuan meminta Denny Siregar agar tidak menggeneralisir semua orang padang.
“Jangan karena satu orang lu generalisir semua orang padang,” tulis pria yang dipanggil Gus Umar ini.
Dia menilai, Denny Siregar bisa menulis hinaan semaunya dan tak pernah sentuh hukum sebab dekat dengan pemerintah. Gus Umar bahkan menyumpah Denny Siregar kena karma.
“Lu sih enak mau hina siapa saja gak pernah kesentuh hukum karena lu bagian dari rezim. Orang sombong seperti kau pasti kena karma suatu saat,” katanya.
Tidak hanya Gus Umar, politikus Partai Gerindra, Andre Rosiade juga geram dengan Denny Siregar. Dia menilai, Denny Siregar hanya bikin beban pemerintah.
“Lu enggak usah banyak Bacot deh bro. Orang kayak lu ini beban bagi pemerintah pak @jokowi. Di saat Presiden butuh dukungan Seluruh Rakyat, lu malah bikin komentar Asbun,” ujar Andre.
Diketahui, pihak Sekolah SMK Negeri 2 Padang telah minta maaf terkait adanya aturan yang mewajibkan siswi non muslim menggunakan jilbab di lingkungan Sekolah. Kepala SMKN 2 Padang, Rusmadi menyampaikan permintaan maaf atas aturan tersebut.
“Saya menyampaikan permohonan maaf atas segala kesalahan dari jajaran serta Bidang Kesiswaan dan Bimbingan Konseling dalam penetapan aturan dan tata cara berpakaian siswi,” kata Rusmadi dalam jumpa pers di Padang, Jumat (22/1) kemarin.
Sebelumnya, kasus ini viral di media sosial setelah orang tua siswi non muslim Elianu Hia mengunggah video pertemuannya dengan pihak sekolah terkait penggunaan jilbab. Dia mengatakan, anaknya bernama Jeni Cahyani Hia, dipaksa dengan aturan wajib berjilbab, meskipun non muslim.
Kepala Sekolah mengatakan, hal itu adanya kesalahan dan disinformasi. Sehingga Jeni Cahyani Hia akan tetap bersekolah tanpa harus mengenakan jilbab. (dal/fin).
Sumber: www.fin.co.id