JATIM- Viral video di media sosial terjadi insiden antara keluarga jenazah dengan petugas pemulasaraan protokol Covid-19. Dalam video itu perekam menyebutkan terjadi salah jenazah atau tertukar sehingga membuat keluarga geram dan menyerang petugas.
Kejadian itu di TPU Kasin, Kota Malang, pada Kamis, (28/1). Kepala UPT Pengelolaan Pemakaman Umum Kota Malang, Takroni Akbar membenarkan peristiwa itu.
Dia membenarkan terjadi salah jenazah yang dilakukan oleh tim PSC 119 Dinkes Kota Malang.
Seharusnya petugas membawa jenazah nomor 4 yang akan dimakamkan di TPU Kasin. Namun, petugas justru membawa jenazah nomor 6 yang seharusnya dimakamkan di TPU Balearjosari.
“Memang ada, saya rasa itu manusiawi saja, teman-teman kan kecapean juga. Kerja sebelumnya itu sehari semalam diguyur hujan, jadi harus dimaklumi, jadi yang perlu disikapi bijak, kesalahan satu kali jangan merusak perjuangan yang hampir satu tahun,” kata Takroni, Jumat, (29/1) seperti dikutip pojoksatu dari beritajatim.
Sementara itu, Koordinator Pemakaman PSC 119 Dinkes Kota Malang, Dhana Setiawan mengatakan, kronologis sekitar pukul 14.45 WIB setelah istirahat, tim pemakaman menuju Kamar Mayat (KM) Jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk mengambil jenazah yang akan dimakamkan di TPU Sukun.
Sebab, ada tiga jenazah yang harus dimakamkan secara bergantian.
Setelah menyelesaikan dua jenazah untuk dimakamkan, tim pemakaman kembali ke KM RSSA untuk memakamkan jenazah berikutnya.
Keluarga jenazah berinisial W ingin memiliki nomor antrean 4 setelah pemakaman di Kedungkandang, Karangbesuki, Sukun dan Kasin. Namun, diundur menjadi antrean nomor 5 karena tim pemakaman akan menyelesaikan terlebih dahulu pemakaman jenazah di wilayah Sukun.
“Sesampainya di sana RSSA keluarga sempat tidak terima. Lantaran tak sabar menunggu. Pihak keluarga W sempat adu mulut dengan anggota pemakaman, yakni Tri Erwanto dan Alfa. Setelah diizinkan oleh tim TPU Pemakaman Sukun, keluarga tidak berkenan untuk jenazah dimakamkan oleh tim. Mereka memutuskan untuk memanggil ambulance sendiri lantaran merasa sakit hati,” ujar Dhana.
Bahkan keluarga W sempat bersitegang dengan salah satu anggota keluarga bernama Alfa.
Dia sempat membenturkan badannya ke salah satu anggota keluarga jenazah. Ketegangan ini diredam oleh polisi yang berusaha menengahi dan akhirnya jenazah dibawa menuju pemakaman.
Sesampainya di pemakaman, salah satu anggota keluarga mendiang W menyadari bahwa peti yang dibawa bukan jenazah keluarganya, melainkan jenazah berinisial S.
Tak terima, keluarga mendiang W akhirnya kembali adu mulut dengan tim pemakaman dan memukul Alfa.
“Alfa pingsan dan dilarikan ke RKZ ( RS Panti Waluyo) untuk mendapatkan perawatan. Kemudian, anggota tim pemakaman lainnya menuju KM RSSA untuk mengambil jenazah W,” tandas Dhana.