JAKARTA— Petinggi Partai Demokrat Andi Malarangeng menyebut Jenderal (Purn) Moeldoko berusaha menjadi Ketua Umum Golkar dan PPP, tapi gagal. Lalu akhirnya lari ke Demokrat. Andi Malarangeng menyebutkan, tidak sekali saja KSP Moeldoko bermanuver ingin menjadi ketua umum partai politik di Indonesia. Namun sudah berulangkali.
Sebelum mencuatnya isu kudeta di Partai Demokrat yang melibatkan namanya, Moeldoko pernah berupaya menjadi Ketua Umum Partai Golkar. “Kawan itu juga berusaha masuk jadi ketua umum Golkar, tetapi ditolak,” kata Sekretaris Majelis Tinggi DPP Demokrat ini.
Mantan Menpora ini mengungkapkan fakta penting ini dalam diskusi virtual bertema Partai Demokrat Masih Memikat?, Sabtu (6/2). Andi Malarangeng melanjutkan, mantan Panglima TNI itu juga pernah ingin menjadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Seperti upaya di Golkar, Moeldoko juga gagal menjadi orang nomor satu di Partai Kakbah. “PPP kemarin mau masuk lagi juga, tetapi enggak ada celah masuknya,” katanya.
Setelah gagal di dua partai, kata Andi, Moeldoko mencari celah di Partai Demokrat. Dia berupaya menjadi ketua umum dengan cara kudeta.
Andi Malarangeng menyebutkan, mantan Panglima TNI ini juga terjebak dengan oknum-oknum yang menatasnamakan Partai Demokrat untuk bisa merebut kursi ketua umum.
“Nah kawan satu (Moeldoko) itu rupanya sudah pengen sekali juga. Sudah pengen sekali beli barang. Saya dengar beliau juga terjebak,” kata Andi Malarangeng, mantan Menpora ini.
Sementara itu, KSP Moeldoko di siaran pers Senin (1/2) malah mempertanyakan rumor kudeta yang dituduhkan kepadanya atas kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono selaku Ketua Umum Partai Demokrat.Ia bingung, istilah kudeta semestinya datang dari internal organisasi atau institusi, bukan dari luar.
“Kalau ada istilah kudeta ya kudeta itu dari dalam, masa kudeta dari luar. Bukan kudeta dari luar,” kata Moeldoko saat menyampaikan keterangan pers secara virtual, Senin (1/2/2021).
Moeldoko memang mengakui sempat bertemu dengan sejumlah kader Demokrat. Pertemuan itu dimaknai biasa saja dan bukan bermotif politik. Sebagai mantan Panglima TNI, Jenderal Purn Moeldoko menyebut kebiasaannya bertemu dengan banyak kalangan termasuk para politisi.
“Konteksnya apa saya juga tidak mengerti. Dari ngobrol- ngobrol itu biasanya saya awali dari pertanian karena saya memang suka pertanian. Berikutnya curhat tentang situasi yang dihadapi ya gue dengerin aja, gitu. Berikutnya ya sudah dengerin saja,” kata dia.
“Terus munculah isu dan seterusnya mungkin dasarnya foto- foto. Ya ada dari Indonesia Timur dari mana- mana datang ke sini kan ingin foto sama gue, sama saya, ya terima saja,” katanya.
“Apa susahnnya, itu lah menunjukkan bahwa seorang jenderal yang tidak punya batas dengan siapa pun,” kata Moeldoko.
Moeldoko pun menyindir orang – orang yang menuduh dirinya ingin kudeta. Sebagai seorang pemimpin, kata dia, tidak boleh terlalu ‘baper’ dan ragu – ragu. “Ya kalau anakbuahnya tidak boleh pergi ke mana- mana ya diborgol aja kali,” kata Moeldoko.