JAKARTA — Indonesia Police Watch (IPW) menyayangkan aksi brutal anggota kepolisian, Bripka CS di satu kafe di Cengkareng, Jakarta Barat menewaskan tiga orang karena ditembak mati.
Tiga korban tersebut diantaranya, satu anggota TNI AD berinisial S. Kemudian, dua korban meninggal lainnya. Mereka yakni Samsul Bahri dan Yakub Malik. Sementara satu korban luka-luka.
Menurut Ketua Peresedium IPW Neta S Pane insiden tersebut menambah beban Polda Metro Jaya, karena kasus penembakan enam anggota FPI belum selesai.
“Kasus tembak mati enam laskar FPI di Km 50 tol Cikampek saja belum beres, kini Polda Metro Jaya masih harus menghadapi kasus tembak mati tiga orang di Cengkareng,” ujarnya dihubungi Pojoksatu.id di Jakarta, Kamis (25/2/2021).
Parahnya lagi, lanjut Neta korban yang diduga ditembak oknum polisi itu adalah satuan anggota TNI.
Ia meminta Kapolda Metro Jaya mencopot Kapolres Jakarta Barat sebagai penanggung jawab wilayah terkait aman atau tidaknya.
“Untuk itu Polda Metro Jaya perlu bertindak cepat dan segera copot Kapolres Jakarta Barat yang bertanggung jawab terhadap keamanan dan ketertiban di wilayah tsb,”
Berdasarkan laporan, peristiwa ini bermula ketika pelaku yang diduga anggota polisi ditagih membayar minuman sebesar Rp3,3 juta. Namun pelaku tak mau membayar.
S yang bertugas sebagai keamanan menegur pelaku. Adu mulut antara mereka berdua tak terhindarkan. Tiba-tiba pelaku mengeluarkan senjata api. Pelaku langsung menembakkan ke tiga korban secara bergantian.
“Kemudian pelaku keluar kafe sambil menenteng senjata api di tangan kanannya dan di jemput temannya dengan menggunakan Mobil dan pelaku sudah di amankan di Polsek Kalideres Jakarta Barat,” demikian laporan tersebut.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Ady Wibowo membenarkan insiden tersebut.
“Benar terjadi kasus penembakan yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia,” kata Ady saat dikonfirmasi, Kamis (25/2/2021). (pojoksatu/fajar)
Sumber: www.fajar.co.id