Jumat 26-02-2021,00:00 WIB

JAKARTA – Kisruh internal Partai Demokrat mengarah pada kongres luar biasa (KLB) yang berujung pada pergantian pimpinan partai. Dirangkum dari RMOL (jaringan PojokSatu.id), Kamis (25/2/2021), tiga pengamat politik membeberkan analisanya.

Pertama, Direktur Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul yang berpandangan bahwa isu KLB Demokrat ini merupakan bagian dari cipta kondisi kepentingan 2024.

 

“Saya kira ini (isu KLB Demokrat) tak lebih untuk mengamankan porsi di 2024,” kata Adib.

Ia menilai, sampai sejauh ini, hanya Partai Demokrat yang susah ‘dijinakkan’ pemerintah.

Menilik ke belakang, upaya pembelahan parpol sebelumnya juga pernah dialami PPP, Hanura, Partai Berkarya dan sebagainya.

“Itukan terlihat jelas ada kepentingan-kepentingan di luar partai yang ingin mengkondisikan,” ulasnya.

Kedua, Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia’s Democratic Policy, Satyo Purwanto menilai isu KLB tidak akan menyasar PDIP dan Gerindra.

“Karena PDIP dan Gerindra enggak oposisi dengan pemerintah,” ujarnya.

Menurut Satyo, persoalan yang terjadi di internal partai berlambang bintang mercy itu juga bisa terjadi di semua parpol di Indonesia.

Satyo juga mengatakan, potensi isu KLB akan menyasar pada partai yang hanya mengandalkan kedekatan dengan kekuasaan dan kekuatan tokoh sentral.

“Satu-satunya partai yang hampir modern adalah Golkar, mereka relatif lebih stabil dan tidak tergantung dengan ketokohan personal,” hematnya.

Ketiga, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago yang melihat itu lantaran Demokrat berada di barisan oposisi.

 

“Kalau seandainya Partai Demokrat berada pada koalisi pemerintah, apakah mungkin terjadi KLB?” ujar Pangi.

Sementara, isu KLB diyakininya tidak akan pernah terjadi pada parpol yang merupakan koalisi pemerintah.

Pangi kemudian menyinggung dualisme Partai Golkar pada 2014 lalu.

Tags :
Kategori :

Terkait