JAMBI - Siswa dan guru SMAN 1 Kota Jambi akan di Rapid Tes massal pada Kamis (4/3). Ini merupakan kelanjutan dari satu siswa laki-laki yang dinyatakan Covid-19 pada 23 Februari lalu.
Juru bicara satgas penanganan Covid-19 Provinsi Jambi Johansyah mengatakan,
Labkesda Dinas Kesehatan Provinsi Jambi akan menyiapkan 100 kit rapid tes antibody di gedung SMAN 1 Kota Jambi . \"Para siswa dan guru besok harus hadir untuk di rapid tes mulai jam 9 pagi,\" sebutnya.
Yang diutamakan untuk di rapid tes yakni teman sekelas siswa positif Covid-19 yang duduk di kelas XII. Siswa positif ini dinyatakan hanya masuk satu hari pada 18 Februari. \"Yang berhubungan erat cuma 18 orang teman sekelasnya , karena hanya 50 persen yang masuk dari total 36 siswa di lokal,\" ujarnya.
Ditanya terkait pemilihan rapid tes antibody, Johansyah menyebut dikarenakan rapid tes antigen dan PCR SWAB sedang menipis. \"Belum rapid tes antigen atau swab karena persediaan menipis, sama saja nanti jika Reaktif rapid tes maka kita baru di swab,\" ucapnya.
Untuk teknis pelaksanaan rapid tes nantinya akan diserahkan ke sekolah dan Dinkes.
Sementara untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Johansyah mengatakan belum dimulai dan akan diperpanjang libur PTM sampai waktu yang tak ditentukan. \"Yang datang besok hanya yang akan ikut Rapid tes,\" sebutnya.
Sejauh ini siswa yang positif Covid-19 asal SMAN 1 ini masih menjalani perawatan dan sedang di isolasi mandiri di BPSDM Provinsi Jambi. Sedangkan untuk laporan dari sekolah lain belum ada kasus lain siswa yang positif Covid-19.
Terpisah, akhir-akhir ini muncul gejala Covid-19 baru mutasi Covid Inggris B117. Hal ini disampaikan oleh salah satu tim medis spesialis paru penanganan Covid-19 di RSUD Raden Mattaher dr.Ikalius. Ia menyebut virus mutasi baru ini sudah masuk di Indonesia pada 2 Maret 2021. Namun beruntungnya gejala baru ini belum masuk di Jambi. \"Untuk sekarang yang terkena hanya 2 orang dari kerawang,\"ucapnya.
\"Untuk langkah antisipasi, dengan memakai masker 2 Lapis, gejalanya sama dengan covid 19 tapi kita cegah penularannya yang cepat,\" sebutnya.
Ikalius menjelaskan virus mutasi baru ini gejalanya sama dengan covid-19, cuma lebih menular. \"Penularannya sampai 10 kali cuma kerusakan terhadap tubuh hampir sama dg virus terdahulu. Gangguan keorgan tubuh kurang berat dibandingkan covid-19, saat ini covid 19 tidak seberat waktu awal pandemi,\" pungkasnya. (aba)