JAKARTA-Kabar gembira untuk lulusan SMA/sederajat di Indonesia. Mulai 9 April mendatang, pendaftaran sekolah kedinasan akan dimulai.
Tahun ini ada 11 sekolah kedinasan dari delapan kementerian dan instansi yang dibuka pendaftarannya. Kedelapan kementerian dan instansi tersebut antara lain, Kementerian Perhubungan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Badan Intelijen Negara, Badan Pusat Statistik, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
“Dikda harus mendrive kepada para kepala sekolah SMA, SMK/sederajat agar dapat mengarahkan anak-anak kita untuk mendaftar di sekolah kedinasan seperti STAN, Akpol, Akmil, IPDN dan banyak lagi sekolah kedinasan,” ungkapnya, belum lama ini.
Kandouw menuturkan, semisal sekolah kedinasan IPDN, pada tahun-tahun sebelumnya hanya 15 orang yang diterima menjadi Taruna/i. Namun atas pendampingan, maka pada kurun waktu tiga tahun belakangan ini, jumlah calon Taruna/i IPDN asal Sulut, boleh mencapai 50 orang.
“Makanya, sosialisasi ke semua sekolah SMA, SMK/sederajat. Dan harus dilakukan sehingga ada anak-anak kita bisa dididik di sekolah kedinasan seperti milik Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Akpol, Akmil dan lainnya. Ini harus segera didorong untuk disosialisasikan,” tegasnya.
Sementara itu, Pengamat Pendidikan Sulut Prof Max Ruindungan menilai, upaya mendorong generasi muda masuk ke sekolah kedinasan adalah upaya yang baik. Namun di lain sisi menurut Ruindungan juga tidak menjamin.
“Artinyakan output-nya juga terbatas. Dalam ukuran penyerapan tenaga kerjan juga punya persaingan yang sama dengan sekolah non kedinasan. Sementara saya pikir yang perlu dikembangkan sekarang adalah mutu semua SDM.
Baik dari sekolah kedinasan ataupun non kedinasan. Hal itu bisa diukur di mana saat ini Indeks Pembangunan Manusia di Sulut yang berada di posisi tujuh. Yang di dalamnya ada persentasi besar untuk pendidikan. SMK misalnya apabila melahirkan mutu yang baik bisa langsung kerja setelah lulus sekolah.
Jadi intinya adalah upaya bagaimana mutu pendidikan kita untuk semakin baik. Yang bisa kompetitif di skala nasional bahkan internasional. Karena mengenai persaingan mutu bukan di Sulut lagi,” nilai Ruindungan.(gre/ewa/tan)
Sumber: https://manadopost.jawapos.com/