JAKARTA— Isu reshuffle kabinet kembali mengemuka. Apakah Kepala KSP Moeldoko bakal ikut diganti atau tidak? Kepastiannya masih di tangan Presiden Jokowi. Relawan Jokowi Mania Emmanuel Ebenezer memunculkan nama lima menteri yang layak diganti yakni Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Agraria Sofyan Djalil.
Kemudian Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Sejumlah pihak juga menyebut nama Mendikbud Nadiem Makarim perlu dievaluasi.
Setelah kepengurusan hasil KLB Demokrat ditolak oleh Kemenkum HAM, sejumlah pihak mendorong agar Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet.
“Bisa jadi Presiden memberikan endorsement, cuma karena sudah negatif ya seperti sekarang ini. Seandainya langkah halus mulus menguasai Partai Demokrat, mungkin ceritanya akan lain,” jelas pakar politik dari Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan kepada wartawan, Rabu (14/4).
“Cara mainnya kurang halus sehingga malah terdepak. Lucunya, Pak Moeldoko juga kalau mau men-challenge keputusan Menkumham juga dia kan di kabinet,” katanya lagi.
Karena kurang halus, Jayadi menilai manuver KSP Moeldoko mengakibatkan persepsi negatif publik terhadap Presiden Jokowi. Karena itu, kemudian sejumlah pihak mendorong reshuffle kabinet.
“Saya kira manuver politik seperti Moeldoko itu bisa jadi akan muncul juga dari menteri yang lain yang ingin bermain di politik 2024 kan,” katanya.
“Kalau Presiden memberikan hukuman atau peringatan itu juga akan jadi pesan kepada yang lain bahwa selama dua tahun ke depan itu ya anggota kabinet harus fokus di kinerjanya,” kata Djayadi lagi seperti dilansir detikcom.
Meski Pemilu 2024 masih jauh, menurut Djayadi, tahun politik sudah dekat. Pilpres 2024 yang jadi pasar bebas bisa jadi menggoda para menteri di kabinet yang ingin menguji nasib politik.
“Sejumlah anggota kabinet bisa tidak fokus lagi mengurus kerja kabinet. Jadi mengganti Moeldoko bisa jadi pesan penting agar yang lain jangan bermanuver politik apalagi membuat rugi citra kabinet,” tegas Djayadi lagi.
(ral/int/pojoksatu)
Sumber: www.pojoksatu.id