JAMBI- PT Royal Lestari Utama, perusahaan karet alam berkelanjutan, melalui anak usahanya PT Lestari Asri Jaya, meluncurkan program pemberdayaan orang rimba. Program yang bertujuan meningkatkan kapabilitas dan skill masyarakat Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi tersebut, bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Tebo, Pemprov Jambi dan Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh.
Program yang telah dirintis sejak 2018 tersebut menjangkau 3 kelompok Orang Rimba yang tersebar di Desa Semambu dan Desa Pemayungan Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo-Jambi.
“Kegiatan pemberdayaan orang rimba sejatinya telah berjalan sejak 2018 dalam hal ini perusahaan membangun rencana kerja pengembangan dan pelibatan Orang Rimba. Hari ini kami meluncurkan rangkaian kegiatan tersebut sebagai sebuah program terintegrasi, yang lahir dari aspirasi warga orang rimba sendiri dan sekaligus diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi warga orang rimba,” kata Direktur Corporate Affairs dan Sustainability PT Royal Lestari Utama (RLU) Yasmine Sagita.
Bersamaan dengan acara peresmian ini, turut diresmikan operasional Balai Pusat Pelayanan Orang Rimba (OR). Balai Pusat Pelayanan OR yang berlokasi di area Kelompok Temenggung Hasan ini dibangun atas inisiatif OR sendiri. Nantinya balai serupa juga akan dibangun di area kelompok orang rimba lainnya, yaitu Kelompok Temenggung Buyung dan Bujang Kabut.
Dengan beroperasinya balai ini warga Orang Rimba akan mendapatkan berbagai manfaat pelayanan terhadap hak-hak dasar secara lebih mudah dan terorganisir. Keberadaan Balai Pusat Pelayanan membuat kegiatan pendidikan anak-anak Orang Rimba menjadi lebih intensif dibandingkan sebelumnya. Balai Pusat Pelayanan juga menjadi tempat transit dan beristirahat bagi Orang Rimba ketika sedang keluar dari hutan seperti untuk berbelanja dan keperluan lainnya.
Tidak hanya itu, RLU juga membangun Pusat Pembibitan Tanaman Kehidupan Orang Rimba yang merupakan salah satu bagian dari program penghidupan bagi Orang Rimba. Bibit yang ada dikembangkan merupakan tanaman yang dimanfaatkan oleh Orang Rimba baik untuk kebutuhan konsumsi sendiri maupun untuk dijual.
Pusat pembibitan yang berada di area konsesi HTI RLU di Jambi ini sekaligus menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan pengembangan agroforestryOrang Rimba. Pusat pembibitan tersebut seluas lebih dari 2000 M2. Saat ini tersedia sekitar ,4000 bibit tanaman dengan kemampuan tampung sekitar 6,500 bibit. Tanaman yang dipilih adalah tanaman yang dimanfaatkan oleh Orang Rimba diantaranya Jernang, Kelukup, Jengkol, Petai, Durian, Tampui, Semangkuk, Cempedak, Kayu Resak, Bedaro, dan Pinang.
“Tujuan jangka panjang dari program pemberdayaan ini adalah terciptanya kemandirian dan kesejahteraan Orang Rimba. Kami optimistis melalui kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan upaya pelestarian kawasan hutan dapat berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ada sekitarnya,” tutur Yasmine.
Berkat berbagai program sosial dan lingkungan yang berdampak signifikan, pada tanggal 22 April 2021, RLU mendapatkan penghargaan Platinum dan Best Award Community Development Program dari Bisnis Indonesia CSR Award (BISRA) 2021 bekerjasama dengan Habitat for Humanity Indonesia . Mewakili perusahaan dalam acara tersebut, GM Public Affairs RLU Arifadi Budiarjo mengatakan bahwa selain program bagi Orang Rimba, RLU juga menjalin kerjasama dengan lebih dari 600 petani di sekitar area perusahaan, melalui program training, kemitraan kehutanan, agroforestry dan pertanian terpadu.
Susanto Samsudin, Juri BISRA 2021 menerangkan bahwa platinum adalah apresiasi tetinggi bagi sebuah perusahaan yang diharapkan program CSR yang djalankan dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan-perusahaan lainnya. Menurutnya, program CSR akan berjalan baik jika ada komitmen dari manajemen perusahaan, adanya organisasi CSR dalam perusahaan termasuk program, anggaran, dampak kepada masyarakat dan keberlanjutan dari program tersebut.
Begitupula, Deputi Ekonomi Kementerian PPN/Bapenas Amalia A. Widyasanti mengatakan praktek bisnis berkelanjutan telah menjadi tren baru dalam perusahaan tingkat global. Berdasarkan survey KPMG 40 persen dalam kelompok 250 perusahaan terbesar global telah mengadopsi prinsip-prinsip sustainable business. Sementara menurut survey WBCSD terdapat 41 persen perusahaan di 43 negara sudah mengintegrasikan SDGs dalam strategi perusahaan.
“CSR merupakan sarana penting bagi pelaku bisnis untuk melakukan kemitraan dalam rangka menjalankan amanat SDGs,” kata Deputi Ekonomi Kementerian PPN/Bapenas Amalia A. Widyasanti. (aiz)