Saat ia menayakan keberadaan keponakannya itu, Marsidi menyebut Aisyah berada di rumah kakeknya di Dusun Congkrang, Bejen. “Dia (Marsidi) mengatakan Aisyah di rumah kakeknya dan tidak mau diajak pulang,” ungkapnya.
Awalnya, Maryanto mengaku sama sekali tak menaruh curiga kepada kakaknya itu. Akan tetapi, alasan yang sama selalu dilontarkan Marsidi setiap kali ia menanyakan keberadaan keponakannya kembali.
“Lama-lama jadi curiga, tapi belum mikir sampai ke sana (Aisyah meninggal),” tuturnya.
Lebaran Pembuka Tabir
Puncaknya, yakni pada hari raya lebaran kemarin dimana seluruh keluarga berkumpul di rumah orangtuanya di Dusun Selingkung, Desa Congkrangan.
Saat itu, Aisyah sama sekali tak terlihat berkumpul. Hal itu membuat kakek Aisyah justru bingung dan tak mengetahui keberadaan salah satu cucunya itu.
Itu membuat sang kakek mendesak Marsidi untuk mengungkap dimana saat itu Aisyah berada. Dari situ, Marsidi kemudian menceritakan ihwal kronologi kejadian yang dialami Aisyah. Akhirnya pada Minggu (16/5) malam, keluarga besama Ketua RW dan kades setempat mendatangi rumah orangtua Aisyah.
Benar saja, didapati Aisyah sudah meninggal dengan kondisi tinggal kerangka dan kulit. Aisyah ditemukan dalam posisi terlentang dan tinggal kerangka dan kulit. Selanjutnya, peristiwa itu dilaporkan ke kepolisian.(ruh/pojoksatu)