Until Today

Rabu 19-05-2021,00:00 WIB

***

Soheila mengantar Ciel menuju bandara, awalnya Mariana juga ingin ikut mengantarkan Ciel. Namun Ciel dan Soheila bersikeras melarang Mariana untuk ikut, tidaklah bagus mengajak Mariana bepergian di tengah kesehatan Mariana yang tidak stabil.

Saat ini Soheila dan Ciel ada di salah satu kedai kopi di bandara, Ciel tidak membawa banyak barang, hanya beberapa pakaian dalam satu tas ransel ukuran sedang. Beberapa saat Soheila dan Ciel memutuskan untuk menikmati aroma kopi mereka masing – masing.

“Aku akan merindukanmu jika kau pergi ke kanada,” Ujar Soheila tiba – tiba.

“Apa itu seperti sebuah larangan pergi secara halus?” Tanya Ciel dengan nada menggoda Soheila.

“Benarkah, aku rasa tidak,” ucap Soheila.

Percakapan Samuel dan Soheila terus berlanjut dengan godaan yang selalu Ciel lontarkan untuk Soheila hingga barisan orang – orang berjas dengan tubuh kekar sedikit menguntrupsi pembicaraan mereka, hal itu juga menarik perhatian orang – orang dibandara tak terkecuali dengan Soheila dan Ciel.

Soheila dan Ciel memutuskan untuk keluar dari kedai kopi untuk melihat, lagipula ini sudah tiba waktunya keberangkatan Ciel. Soheila terlihat Familiar dengan orang – orang itu, dimana Soheila pernah melihatnya. Mendapati raut bingung di wajah Soheila membuat Ciel bertanya padanya.

“Ada apa?” Tanya Ciel.

“Tidak, hanya saja aku merasa familiar melihat mereka,” Ucap Soheila.

Lama memikirkannya, Soheila akhirnya sadar, tentu saja mereka semua terlihat Familiar, mereka semua adalah bawahan Dave.

“Ciel,” Panggil Soheila pelan, “Mereka semua adalah bawahan Dave,” pekik Soheila kala banyak pasang dari mereka mulai mengawasinya belum lagi Soheila mulai sdar bahwa satu persatu dari mereka mulai berpencar mengelilingi posisinya dan Ciel.

Seolah mendapat alarm darurat, Ciel segera sadar, “Hitungan ketiga lari,” suruh Ciel.

Satu

Dua

Tig--

Tags :
Kategori :

Terkait