Diatas dipan mengukur waktu
Detak detik jam seperti sengaja melambat
Hari-hari memanjang sepanjang bayang
Segala menuba pahit adanya
Angin berhembus dari pucuk para
serupa hantu memagut kuduk
menghisap darahku
dan batuk mencipta puisi paling laknat
meluncur dari ruang pangkal lidahku
o, panas yang membelenggu ragaku, sirnalah
o, racun yang mengeram di jiwaku, musnahlah
Dalam demam pagi jadi ranggas
virus apakah yang menggerogoti otakku
hingga tubuh menanggung gigil
keringat manjadi sungai-sungai yang tercemar bauku
Segala menuba pahit adanya
Tak kukenali mana yang bohong mana yang asli
Berita tivi merayakan kenaikan harga
Vaksin corona, tarif listrik dan pedas cabai
O, sakit yang mendera ragaku, sirnalah
o, gelisah yang mengeram di jiwaku, musnahlah
IMAJI 1438H