Pun demikian soal banjir. Sejumlah kawasan yang dulunya menjadi langganan banjir, berkurang drastis berkat tangan dinginnya.
Kader PDIP ini juga pernah dinobatkan sebagai satu dari tiga Walikota terbaik di dunia versi World Mayor dari The City Mayors Foundation pada 2015.
Sebagi second runner-up, Tri Rismaharini mendapat The World Mayor Commendation for Services to the City of Surabaya, Indonesia.
Namun, karir Risma tidak diawali sebagai politisi. Ia adalah murni seorang birokrat dan memulai dari bawah.
Dari Kasi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Bappeko Surabaya (1997-2000), Kasi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota Surabaya (2001-2002, Kepala Cabang Dinas Pertamanan (16 Januari 2002-2 September 2002).
Selanjutnya Kabag Bina Pembangunan (2002-2005) sampai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (1 Juni 2005-25 November 2005).
Ia lalu didapuk sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya (2005-2008).
Sebelum terpilih sebagai wanita pertama yang memimpin Surabaya, Risma menduduki jabatan sebagai Kepala Bappeko Surabaya (2008-2010).
Kini, ia menjabat sebagai Menteri Sosial.
4. Bima Arya Sugiarto
Nama ini juga tak kalah mentereng dan cukup dikenal sebagai Walikota Bogor. Sosok kelahiran Bogor ini memulai karirnya sebagai dosen di beberapa universitas Universitas Parahyangan dan Paramadina.
Selanjutnya, Bima Arya mulai bekecimpung dalam dunia riset, penelitian dan konsultan UNDP, serta pimpinan redaksi majalan Rakyat Merdeka.
Bima juga pernah menjadi Direktur Eksekutif dan Komisaris Charta Politika Indonesia.
Namun, dunia politik sejatinya sudah digeluti Bima seja 1998 silam sebagai Wakil Sekretaris DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Bandung.
Puncak karir politiknya adalah diamanati jabatan sebagai Ketua DPP PAN pada 2010-2015.
Soal keberhasilan kinerja di Kota Bogor, Bima Arya tentu sudah tidak diragukan lagi.
Warga Kota Bogor pun sudah merasakan sendiri kinerja peraih doktoral di Australian National University Canberra, Australia ini.