“Semuanya udah beda, dia mungkin juga nggak akan percaya.” Ujar Kirana.
“Kenapa nggak coba dulu, coba aja deh, mana tau dia percaya,” Ucap Keken menatap Kirana lekat seolah memaksa Kirana harus melakukannya.
“Kalo gue bilang itu lo, apa lo bakal percaya?” tanya Kirana.
“Hah?” Bingung Keken dengan perkataan Kirana.
“Kalo gue bilang gue Veera, apa lo percaya?” tanya Kirana lagi.
“Kir..Lo..” Dering telpon dari ponsel Keken memotong perkataan Keken, segera Keken melihat dan terlihat Dafa memanggilnya. Kirana menghela nafas pelan, berpikir, mungkin belum saatnya, setidaknya ia sudah mencoba namun waktu memang tidak selalu bisa diatur untukmendukungnya bukan?
“bentar, gue angkat telpon dulu,” ucap Keken, Kirana mengangguk mengiyakan Keken. Dan Keken sedikit menjauh dari Kirana untuk mengangkat telponnya.
“Halo,” Ucap Keken.
“Halo, gue Dafa, masih inget tadi siang?” Tanya Dafa.
“Owh, masih – masih.” Jawab Keken sambil mengangguk –anggukan kepalanya padahal Dafa tidak melihatnya.
“lo lagi buru – buru pulang kerumah nggak?” tanya Dafa.
“Enggak, emang kenapa?” tanya Keken balik.
“Posisi gue nggak jauh dari lo, kalo lo nggak buru – buru, mau ikutan gabung nggak sama gue dengan Sanu, sekalian aja bawa temen lo.” Ujar Dafa.
“Sanu?” tanya Keken.
“Iya, Sanu temen lo,” Jawab Dafa.
Keken mencoba melihat seklilingnya, namun ia tak menemukan Dafa ataupun Sanu di sekitarnya.