LONDON—Inggris siap melawan kutukan saat berduel dengan Denmark di babak semifinal Piala Eropa 2020. The Three Lions percaya kekuatan tim dan dukungan penggemar di Wembley menjadi modal mengakhiri kesialan mereka dini hari nanti.
Pasca uara Piala Dunia 1966, babak semifinal memang menjadi momok bagi Tim Tiga Singa. Pada lima kesempatan di mana Inggris tampil untuk memperebutkan tiket final, mereka selalu menelan kekalahan.
Kesialan semifinal Inggris dimulai di Piala Eropa 1968 di mana Inggris kalah 1-0 dari Yugoslavia. Kutukan semifinal mereka kemudian berlanjut di Piala Dunia 1990. Menghadapi Jerman Barat di Delle Alpi, Turin, mereka takluk 3-4 dalam drama adu penalti.
Momok semifinal mereka berlanjut di Piala Eropa 1996. Lagi-lagi Jerman menjadi mimpi buruk mereka. Pada perebutan tiket final di Wembley Stadium, mereka kembali kalah 5-6 dalam adu tos-tosan di depan pendukung sendiri.
Horor semifinal mereka berlanjut di Piala Dunia 2018. Dalam pertarungan yang berlangsung 120 menit, The Three Lions kalah 1-2 dari Kroasia di Rusia. Teranyar, kutukan semifinal mereka terjadi di UEFA Nations League 2018/2019. Bermain di Estádio D. Afonso Henriques, Guimaraes, mereka kalah 1-3 dari Belanda.
Namun, Manajer Inggris, Gareth Southgate mengatakan Inggris siap untuk mengakhiri kemalangan semifinal mereka saat menghadapi Denmark. Menurut Southgate, timnya sudah belajar dari kekecewaan itu dan siap mengambil langkah untuk mendapatkan hasil lebih baik.
“Kami telah merobohkan begitu banyak kesialan atau hambatan yang dirasakan dan saya merasa kelompok pemain ini akan merasa ini hanya tantangan berikutnya. Saya kira bagian yang menarik bagi kami adalah kami tidak akan merasa benar-benar puas jika itu hanya semifinal bagi kami,” kata Southgate di Tribune.
Southgate menjelaskan, kegagalan mereka tiga tahun lalu memang membuat timnya sangat kecewa. Namun, ia mengklaim ada perasaan yakin bahwa mereka bisa lebih baik. “Sekarang kami telah meniru apa yang kami lakukan di sana, tetapi kami merasa itu tidak akan cukup untuk tim. Itu pertanda positif,” ujarnya.
Perbedaan utama dari kegagalan mereka 2018 silam adalah ekspektasi yang meningkat. Southgate sendiri mengakui tolok ukur mereka di Rusia adalah mengakhiri penantian 12 tahun Inggris untuk menang di fase knockout.
Mantan bek Inggris itu sekarang memiliki lebih banyak catatan kemenangan di babak sistem gugur dibandingkan manajer Inggris sebelumnya. Dan di depan lebih dari 60.000 penonton di Wembley, ia sangat yakin nasib baik akan menyertai mereka.
“Senang bisa kembali sekarang. Untuk melangkah dan memiliki lingkungan yang berbeda, persiapan, fokus sangat membantu. Tapi sekarang kembali ke Wembley adalah hal yang hebat bagi kami,” tegas mantan pelatih U-21 dan U-23 Inggris tersebut.
Selain modal keberhasilan mereka di fase knockout pada beberapa pertandingan terakhir dan dukungan fans, Southgate pantas percaya diri jika melihat bagaimana penampilan mereka di Piala Eropa 2020. Sejauh ini, Inggris menjadi satu-satunya negara yang belum kebobolan.
Namun, Southgate juga menyadari Denmark bukanlah rival mudah. “Kami memiliki dua pertandingan dengan Denmark di musim gugur. Saya tahu betapa bagusnya mereka sebelumnya dan mereka telah membuktikannya lagi di turnamen ini. Ini akan menjadi pertandingan yang fantastis,” jelasnya di UEFA.com.
Kapten Inggris, Harry Kane memberikan respek sama. Menurutnya, Denmark adalah tim yang hebat. Penilaian Kane merujuk pada dua pertemuan kedua negara di UEFA Nations League tahun lalu di mana Inggris imbang sekali dan kalah di laga lainnya.
“Tetapi kami harus mencoba untuk fokus pada diri kami sendiri. Ini adalah semifinal di stadion nasional kami dan kami harus menggunakan semua hal positif itu. Kami tahu jika kami melakukannya dengan benar dan bermain dengan cara yang kami tahu, maka kami memiliki peluang besar untuk mencapai final,” ujar Kane.