JAKARTA — Tiga kasus varian Delta plus teridentifikasi di dua wilayah Indonesia, yakni Jambi dan Mamuju ketika pandemi virus corona Covid-19 belum usai.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Subandrio mengatakan kalau yang dimaksud AY.1 sudah ada tiga kasus. Sudah ada di Mamuju (Sulawesi Barat) dan Jambi
“Varian Delta Plus sebenarnya belum resmi,” kata Amin Subandrio seperti yang dilansir dari Ayobandung.com.
Varian Delta Plus memiliki mutasi yang berbeda dengan varian Delta atau B1617.2, yang terletak pada protein K417N.
Mutasi yang sama juga ditemukan dalam varian Beta (B1351) dan varian Gamma (P1).
Sebelumnya, varian Delta Plus ini sudah diidentifikasi di lebih dari 10 negara. Otoritas kesehatan pun khawatir bahwa varian virus corona ini akan lebih menular dan kemungkinan mirip dengan varian Delta.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sekarang ini varian Delta Plus nampaknya masih belum umum.
Varian Delta Plus ini hanya menyumbang sebagian kecil dari kasus varian Delta. Meski begitu, varian Delta dan lainnya yang menjadi perhatian tetap menjadi ancaman risiko kesehatan masyarakat.
Karena, varian virus corona ini telah menunjukkan kemampuannya yang lebih mudah menular.Selain itu, dikutip dari India juga telah melabeli varian Delta ini sebagai varian perhatian.
Konsorsium SARS-CoV-2 pada Genomics (INSACOG) negara itu, yang terdiri dari 28 laboratorium untuk pengurutan seluruh genom virus SARS-CoV-2 dan varian yang berkembang, terus mengikuti evolusi varian Delta Plus.
INSACOG pun menjabarkan kekhawatirannya mengenai varian Delta Plus sebagai berikut:
-Peningkatan transmibilitas
-Ikatan yang lebih kuat dengan reseptor sel paru-paru
-Potensi pengurangan respons antibodi monoklonal
-Protein lonjakan yang bertanggung jawab untuk mengikat reseptor permukaan sel memungkinan virus untuk masuk ke dalam tubuh.
Mutasi pada protein ini bisa memperkuat interaksi ini dan meningkatkan transmibilitas.