Jangan Disepelekan, Konsumsi Jengkol Berlebihan Bisa Menyebabkan Gangguan Ginjal

Senin 02-08-2021,00:00 WIB

JAKARTA — Bagi Anda penyuka jengkol, bisa jadi ini kabar baik. Sebab, jengkol dikabarkan bermanfaat bagi penderita penyakit diabetes. Benarkah? Menanggapi hal tersebut, dr. Reza Fahlevi menegaskan hingga saat ini belum ada bukti kuat soal manfaat jengkol untuk penderita diabetes.

“Hanya saja, di dalam jengkol ada antioksidan dan kandungan zat tertentu yang bisa membantu gula darah. Namun, penelitian baru sebatas pada hewan,” kata dr. Reza.

“Untuk penelitian pada manusia belum ada. Artinya, jengkol untuk diabetes belum bisa direkomendasikan,” lanjutnya. Penelitian yang menguji manfaat jengkol untuk diabetes dengan subjek hewan itu pernah dilakukan di Universitas Putra Malaysia. Penelitian yang dipublikasikan melalui Journal of the Science of Food and Agriculture itu melakukan uji coba pada tikus normal dan tikus diabetes.

Hewan uji coba diinduksi STZ atau streptozotocin (zat antineoplastik beracun bagi sel beta pankreas). Perlu Anda tahu, sel beta pankreas merupakan sel tubuh yang berfungsi memproduksi hormon insulin. Tubuh akan mengalami diabetes ketika sel beta pankreas mengalami kerusakan.

Selama beberapa pekan, tikus diabetes dan tikus normal diberikan jengkol secara oral.

Hasilnya, kadar glukosa darah tikus diabetes berkurang secara signifikan setelah 12 pekan konsumsi jengkol. Penelitian juga menemukan jengkol meningkatkan nafsu makan, berat badan, serta pulau Langerhans (kumpulan sel berbentuk ovoid yang tersebar di seluruh pankreas) pada tikus diabetes dan tikus normal setelah pekan ke-15.

Kendati memberikan efek positif pada tikus diabetes, penelitian mengungkap konsumsi jengkol berlebih justru memberikan dampak buruk pada kesehatan jantung, ginjal, hati serta pankreas tikus normal. Selanjutnya, studi pada hewan yang mengkaji khasiat jengkol untuk penyakit diabetes juga dilakukan Universitas Lampung.

Penelitian dilakukan dengan mengukur kadar ureum dan kreatinin tikus putih jantan galur Sprague Dawley yang diinduksi aloksan (senyawa kimia perusak sel beta pankreas). Mengutip Healthline, kreatinin merupakan zat limbah dalam darah yang diproduksi oleh otot. Sementara ureum merupakan zat limbah yang diproduksi hati ketika tubuh memecah protein. Hasil penelitian mengungkapkan, ekstrak etanol biji jengkol menyebabkan kadar glukosa darah tikus diabetes berkurang.

Namun, hal tersebut tidak memiliki pengaruh signifikan pada peningkatan kadar ureum dan kreatinin tikus. Jika ditinjau melalui rata-rata kadar kreatinin, dosis tertentu ekstrak etanol biji jengkol disebut dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal tikus.Penelitian tersebut mengungkapkan penurunan gula darah pada tikus salah satunya disebabkan kandungan senyawa flavonoid pada ekstrak etanol biji jengkol. Senyawa ini merupakan antioksidan yang berfungsi mengikat radikal bebas dan mengurangi stres oksidatif akibat lonjakan kadar glukosa darah.

Selain flavonoid, tim peneliti juga menemukan kandungan senyawa triterpenoid dan saponin pada ekstrak etanol biji jengkol. Keduanya berfungsi menurunkan gula darah dengan menghambat absorpsi glukosa. Itulah seluk beluk jengkol jengkol untuk diabetes yang ternyata belum dapat dikonfirmasi manfaatnya kepada manusia secara ilmiah. Masih dibutuhkan penelitian lanjutan pada manusia guna memperoleh bukti lebih kuat soal manfaat jengkol untuk penyakit diabetes.

Harap diingat pula, konsumsi jengkol diperbolehkan, tapi jangan sampai berlebihan.

“Konsumsi jengkol berlebihan bisa menyebabkan penumpukan kristal asam jengkolat di ginjal dan bisa menyebabkan gangguan ginjal,” jelas dr. Reza. (jpnn/fajar)

Sumber: www.fajar.co.id

Tags :
Kategori :

Terkait