Semestinya, kata di, pemerintah memberikan data dengan penjelasan yang jelas agar tidak menciptakan persepsi yang salah.
“Penjelasan kondisi ekonomi nyatanya lagi tidak baik karena pandemi Covid-19 menciptakan ketidakpastian di bidang ekonomi,” cetusnya.
Apalagi, klaim pertumbungan ekonomi ini jelas bertolak belakang dengan nalar publik yang tengah kesulitan di tengah pandemi Covid-19 sekarang.
Kendati sekalipun klaim pertumbuhan ekonomi itu didukung dengan data akurat. Ia menyarankan agar sektor usaha tidak terjebak pada fatamorgana pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020.
“Perusahaan harus hati-hati menyusun business plan. Jangan merasa pertumbuhan ekonomi 7 persen itu membuat pelaku usaha membuat asumsi yang ambisius,” ingatnya.
Anak buah Megawati Soekarnoputri ini mengakui, pertumbuhan ekonomi ini merupakan langkah Pemerintah membangkitkan optimisme publik.
Namun, jika itu tidak dibarengi pencerahan memadai, maka justru akan menjadi blunder di kemudian hari. Semestinya, kata di, pemerintah memberikan data dengan penjelasan yang jelas agar tidak menciptakan persepsi yang salah.
“Penjelasan kondisi ekonomi nyatanya lagi tidak baik karena pandemi Covid-19 menciptakan ketidakpastian di bidang ekonomi,” cetusnya.
Apalagi, klaim pertumbungan ekonomi ini jelas bertolak belakang dengan nalar publik yang tengah kesulitan di tengah pandemi Covid-19 sekarang.
Kendati sekalipun klaim pertumbuhan ekonomi itu didukung dengan data akurat. “Juli, Agustus, September (masuk) triwulan ketiga pertumbuhan ekonomi kita memburuk tapi Diumumkan 7.07 persen,” ujarnya. “Jelas ini artinya masyarakat merasa dibohongin,” tandasnya. (jpg/pojok)
Sumber: www.fajar.co.id