JAKARTA– Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat, Andi Arief membenarkan pendapat Mantan Menko Ekuin era Presiden Abdurrachman Wahid, Rizal Ramli soal asal mula berlakunya ambang batas pencalonan atau presidential threshold 20 persen.
Rizal Ramli menyebutkan angka threshold yang tinggi sejarahnya dimulai dari hasrat PDI Perjuangan (PDIP) pada tahun 2009 yang tidak menginginkan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, menjabat untuk periode kedua.
“Pendapat Bang RR ini benar. PT 20 persen memang utk hadang SBY di 2009,” kata Andi Arief dikutip Fajar.co.id di akun Twitternya, Jumat (20/8/2021).
Saat itu, kata anak buah AHY itu sejumlah lembaga survey dan pengamat politik berasumsi demokrat tak akan mencapai 20 persen di pemilu, bahkan demokrat dianggap akan hilang.
“Muncul ambisi menjegal SBY dengan aturan. Kenyataan berkata lain,” ungkap Andi Arief.
Politisi Demokrat itu lantas menyebut ada oknum yang berupaya mengutak-atik peraturan untuk melanggengkan kekuasaan di era reformasi ini.
“Kini kedaulatan rakyat akan kembali digeser menjadi kedaulatan para wakil di MPR. Amandemen PPHN cuma pintu masuk, Presiden jadi mandataris MPR,” sebutnya.
Bahkan, Andi Arief menuding upaya untuk menenggelamkan Partai Demokrat terus ada hingga saat ini. Yang terbaru kata dia lewat Kongres Luar Biasa oleh Moeldoko dkk.
“Jika 2009 Partai Demokrat berupaya ditenggelamkan dengan aturan2, kini menjelang 2024 Partai Demokrat kembali akan ditenggelamkan lewat orang Istana KSP Moeldoko lewat KLB dan upaya-upaya hukum yang tak lazim. Hanya karena, Demokrat ingin terus bersama rakyat,” pungkasnya. (msn/fajar)