JAMBI- Viral di media sosial video yang mengungkapkan dugaan penelantaran jenazah pasien Covid-19 di Kota Jambi, pihak keluarga korban angkat bicara, Jumat (20/8).
Sebagaimana diketahui, dalam video yang berdurasi 54 detik tersebut, terdengar suara seorang perempuan yang merekam kondisi peti jenazah warna coklat dibungkus menggunakan pelastik, yang berada di sebuah kawasan pemakaman.
Perempuan tersebut mengungkapkan, jika pihak rumah sakit menelantarkan jenazah pasien covid-19. \"Iya tidak dihiraukan, hanya ditelantarkan saja, dibawa dari Rumah Sakit Umum, cuman diletakkan di tengah jalan ini, gak sampek pun ke lobang liang lahat,\"kata perempuan itu.
Selain itu, terdengar suara rekaman tersebut, perempuan itu menanyakan, mengapa hanya pihak keluarga yang mengurus, tanpa di dampingi pihak rumah sakit.
\"Diimana letak tanggungjawab rumah sakit, kalau memang covid, kenapa kami yang dibiarkan mengurus jasad ini, covid ini kan menular dan berbahaya\"ujarnya
Sementara itu, kakak kandung korban bernama Johan Tobing mengatakan bahwa, adik kandungnya meninggal dunia pada Kamis (19/8) tepatnga sekira pukul 06.00 pagi, dan setelah itu, pihak rumah sakit langsung mengevakuasi korban ke dalam peti mati.
\"Setelah adik saya berinisial MT meninggal dunia, pihak Rumah Sakit Raden Mattaher menawarkan opsi, untuk proses pemakamannya, apakah dimakamkan sesuai dengan prosedur rumah sakit, atau pihak keluarga,\"Kata Johan Tobing.
Karena hasil tes Swab Antigennya positif Covid-19, maka pihak dari korban minta pemakamannya sesuai SOP rumah sakit. \"Akan tetapi pihak rumah sakit tidak ikut memakamkan jenazah sang adik,\"tuturnya.
Tidak hanya itu, Johan juga menyebutkan bahwa adiknya tersebut dirawat sejak tanggal 11 Agustus 2021, dan dinyatakan meninggal dunia, pada Kamis (19/9) pukul 06.00 WIB, dan setelah itu, dia kakak kandung dari jenazah dan pihak keluarga lainnya menunggu proses pemulasaran jenazah hingga pukul 10.00 WIB.
Tepat pada pukul 14.00 WIB, ambulance datang, dan mengantarkan jenazah sang adik ke kawasan pemakaman Bumi Langgeng. Dari keterangan Johan, sopir ambulance yang mengantarkan jenazah teraebut hanya bertugas untuk menghantarkan jenezah bukan untuk memakamkan.
Kemudian peti jenazah tersebut diturunkan di gerbang pemakaman, berjarak sekitar 30 sampai 50 meter. Selanjutnya pihak keluarga serta kerabat terpaksa mengangkat peti tersebut ke liang lahat.
\"Serta memakamkan jenezah tersebut tanpa didampingi satgas covid dan pihak dari Rumah Sakit,\"tandasnya. (rhp)