Berarti ini tidak sama dengan kasus BTP dulu, yang bersumber hanya satu penggal ayat di Quran. Yang begitu multitafsir pula.
Yang dilakukan Kace ini bukan salah ucap dan bukan pula salah tafsir. Juga tidak ada kepentingan politik sempit di baliknya. Entahlah kalau politik yang lebih luas.
Berarti Kace itu sudah YouTuber! Ia sengaja membuka channel di YouTube untuk mempersoalkan isi ayat-ayat Quran, menurut versinya. Hanya saja gayanya memang sangat menarik perhatian: pakai baju batik, kopiah hitam, dan lambang Garuda dengan ukuran cukup mencolok di kiri depan kopiah itu.
Ucapan pertamanya langsung menohok: Assalamu’alaikum WarahmatuYesus Wabarokatuh.
Kalimat keduanya masih mirip itu: AlhamdulilYesus….
Pengucapan bahasa Arabnya sangat fasih. Saya kalah fasih. Terlihat Kace pernah lama sekolah di pesantren. Ia sendiri mengaku sudah beberapa kali naik haji. Kini ia penganut Kristen. Dengan KTP tetap menggunakan nama lama: H. Muhammad Kosman.
Rupanya Muhammad Kace itu nama di YouTube saja. Jangan-jangan ia sengaja memakai nama panggilan Kace karena pernah diejek dengan kata itu.
Di Sunda –konon ia berasal dari Jawa Barat– tidak biasa orang pakai nama Kace. Tapi istilah ”kace” sering dijadikan bahan ejekan: kafir celaka.
Di YouTube-nya itu Kace juga menantang siapa pun untuk ikut muncul di forum live itu. Ia minta ditunjukkan ayat Quran yang mana yang menyebutkan orang Islam itu dijamin masuk surga.
Kace pun mengutip banyak ayat Quran dengan bacaan yang sangat fasih. “Yang oleh Quran dijamin masuk surga itu bukan orang Islam, tapi orang yang beriman dan beramal saleh”, katanya.
Sebetulnya penilaian seperti itu tidak baru. Tapi tetap bikin penasaran.
Kami, di lingkungan aktivis Islam intelektual, sebenarnya juga sering mendiskusikan ayat-ayat Quran seperti itu. Biasa saja. Bahkan lebih sensitif dari itu: Tuhan itu ada atau tidak sih? Apakah orang yang bukan Islam, menurut doktrin Islam, bisa masuk surga? Di universitas seperti UIN –khususnya jurusan filsafat– mendiskusikan yang seperti itu makanan sehari-hari. Bisa sepanjang malam. Bisa mengalahkan drama Korea.
Bedanya, Kace menyelenggarakan itu di YouTube. Isi YouTube-nya itu bukan ceramah. Bukan monolog. Kace sengaja membuka channel YouTube yang mirip Zoom. Live. Siapa saja bisa bergabung di channel itu. Untuk bicara bebas sesuai dengan tema hari itu.
Hanya saja Kace yang memegang ”mikrofon”. Ia bisa mematikan mikrofon siapa saja. Termasuk mikrofon pembicara lain. Dengan cara ia mute.
Jangan harap yang bicaranya emosi tanpa dasar dibiarkan terus bicara. Langsung di-mute oleh Kace.
Saya pernah mengikuti rekaman YouTube-nya yang seperti itu. Tiga jam. Belum juga selesai. Begitu banyak WA dan email terabaikan. Padahal tidak melihat HP 30 menit saja, WA yang harus dijawab begitu banyak. Saya begitu keasyikan menonton acara Kace itu –ingat pelajaran masa-masa di sekolah dulu.