JAYAPURA – Kericuhan terjadi di arena tinju PON Papua, GOR Cendrawasih, Jayapura, Jumat (8/10/201). Petinju DKI Jakarta, Jill Mandagie digebuki petugas panitia atau relawan di luar ring, bahkan dikejar sampai ruang ganti. Video petinju DKI Jakarta digebuki panitia PON Papua beredar di grup WhatsApp sepanjang Jumat malam tadi.
Diberitakan sebelumnya, kericuhan di arena tinju PON Papua itu terjadi pada pertandingan Kelas 56 Kg putra.
Petinju DKI Jakarta, Jill Mandagie menghadapi petinju Nusa Tenggara Timur (NTT), Lucky Mira A. Hari.
Setelah pertandingan berakhir, Jill Mandagie dinyatakan kalah. Namun petinju DKI itu tidak menerima keputusan juri dan mengajukan protes.
Jill Manadgie melampiaskan kekecewaannya dengan membanting pintu dan memukul spanduk pembatas. Tindakan tersebut tidak diterima oleh relawan yang menjaga, hingga terjadi kericuhan.
Panitia atau relawan yang melihat sikap berlebihan Jill itu langsung memukuli petinju DKI Jakarta itu.
Tak terima dipukuli, Jill yang diketahui merupakan anggota TNI AU itu langsung membalas. Kericuhan di arena tinju PON Papua itu pun tak terhindarkan.
Pelatih maupun ofisial DKI Jakarta sontak bergerak. Penonton yang ada di tribun ikut turun ke area pertandingan. Meski arena Tinju PON Papua juga terdapat begitu banyak petugas keamanan, namun tetap kewalahan melerai.
Oleh petugas keamanan, Jill digiring sempat digiring ke ruang ganti, tapi terus dikejar oleh penonton. Mereka kembali terlibat baku pukul.
Meski memberi perlawanan, namun Jill tampak kewalahan menghadapi serangan membabi buta relawan atau panitia PON itu.
Beberapa saat kemudian, situasi berhasil dikendalikan petugas. Jill bersama pelatih dan ofisial serta pria yang memukulnya digelandang ke Polda Papua untuk diamankan.
Sementara penonton yang berada di dalam GOR Cendrawasih, Jayapura diminta bertahan di dalam. Pertandingan berikutnya baru bisa dilakukan setelah 20 menit kemudian.
“Petinju kami mestinya menang. Penonton juga tahu. Wajar Jill kecewa dan marah, tapi malah dipukul,” kata Pelatih tim tinju DKI Jakarta, David Kasidi.
“Kami sudah dicurangi, dipukul pula. Ini arena bergengsi. Kami tiga tahun mempersiapkan diri, hasilnya malah begini, siapa yang tidak kecewa,” tuturnya.