Dan lagi jembatan itu bisa untuk arena uji nyali. Sesekali jembatannya bergetar. Itu pertanda gunung Semeru lagi batuk-batuk kecil. Kalau sampai roboh memang berbahaya: sungai di bawahnya dalam sekali.
Dulu memang ada pos di pinggir jalan: itulah pos untuk piket di lokasi yang tertinggi di jalur Malang-Lumajang.
Di pos itu dulunya wisatawan istirahat. Kini sudah rusak. Warung-warung kecilnya juga sudah kumuh. Lingkungan Piket Nol harus diselamatkan. Mungkin sulit: siapa yang merasa memilikinya.
Saya sudah terlalu malam tiba di Lumajang. Sudah lapar. Pak Bupati Toriqul Haq minta saya makan di pendopo. Saya milih bertanya: di mana ada sate gule yang enak.
\"Sate Pak Toha,\" jawab pak Bupati. Saya pun ke sana. Ternyata ada menu yang lebih enak lagi: sop kikil kambingnya. Sikat semua: sate, gule, kikil. Apalagi mendung sudah berubah jadi hujan.
Maka saya gagal ikut acara DT di Senduro. Padahal di Senduro yang itu kami punya acara khusus: silaturahmi ke pohon durian tua di sana. Konon sudah berumur 300 tahun, tapi masih produktif.