Sang Hyang dan Mendalo Dance Tampilkan Empat Karya Memukau

Rabu 01-12-2021,00:00 WIB

JAMBI- Sang Hyang Project dan Mendalo Dance Project menampilkan pergelaran di Taman Budaya Jambi (TBJ), Selasa malam (30/11) kemarin. Pergelaran ini menampilkan empat karya, yakni Tale Joi, Namago Musik untuk Soprano dan Ensamble, Tigei Sko dan Nyanyian Tapa.

Karya Tale Joi dengan komposer Fakhrul Ari Nugraha terinspirasi dari ketertarikan pada unsur musikal yang ada di tradisi tale naik haji di Kota Sungai Penuh dan Kerinci. Unsur musikal tersebut, diolah menjadi komposisi musik yang pada setiap bagian merepresentasikan prosesi di tradisi tale naik haji.

Komposer mencoba mewujudkan narasi pembukaan, isi dan narasi rasa ikhlas melepas kepergian calon jamaah haji. Pada setiap narasi di transformasikan kedalam komposisi musik dengan format orchestra.

Kemudian Namago Musik untuk Soprano dan Ensemble dengan Komposer Anggi Okprida terinspirasi dari kegiatan ngaji

adat yang dilakukan oleh masyarakat di salah satu daerah di Kabupaten Kerinci.

Namago merupakan bahasa daerah Kerinci yang berarti suatu lembaga. Namago diambil

dalam bab pertama dalam buku dasar-dasar hukum adat Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak yang menjelaskan tentang kelembagaan tokoh adat berserta tingkatannya.

Berdasarkan kelembagaan, terdiri dari empat tingkatan yaitu, lembaga dapur, lembaga kurung, lembaga nagari dan lembaga alam. Dari setiap tingkatannya, naskah namago menguraikan ataupun menginformasikan tentang kelembagaan dari tokoh adat dalam peranannya di masyarakat.

Namago Musik untuk Soprano dan Ensamble merupakan komposisi musik yang menyajikan teks Namago dari dasar dasar hukum adat Tigo Luhah Tanah Sekudung. Dinyanyikan oleh penyanyi soprano dan di iringi oleh sebuah ensamble mmusik

Disamping itu, Tigei Sko dengan komposer Bima Frizqy Yariza bersumber dari prosesi Kenduri Sko yang ada di Kota Sungai Penuh. Dalam penciptaan ini, penggarap mencoba mengolah unsur musikal yang ada di tiga prosesi pada acara adat kenduhai sko yaitu prosesi Ngejon Arah, Karamentang (mendirikan bendera adat), dan Malimo sko (pembersihan benda pusaka).

Dilihat secara musikal, di dalam prosesi tersebut terdapat unsur-unsur musik yaitu melodi, ritme, interval dan instrumentasi yang akan pengkarya jadikan sebagai dasar penciptaan musik.

Terkahir Nyanyian Tapa dengan Koreografer Kurniasi Ilham dan penata Artistik Masvil Tomi terinspirasi dari sastra lisan tapa Malenggang, yang bercerita tentang sosok dewa dalam menjaga sungai Batanghari.

Eksploitasi yang terus terjadi mengancam ekosistem yang berada di Batanghari dan sekitarnya. Karya ini akan merepresentasikan sosok tapa hari ini yang hidup ditengah eksploitasi sungai Batanghari. (aiz)

Tags :
Kategori :

Terkait