Koh Hay masih kuat jalan keliling naik turun bukit di Pulau Rinca.
Azrul Ananda dan Koh Hay naik kapal ke Labuan Bajo.
Nah, tahun lalu, Koh Hay makin sering mengeluhkan lututnya. Ditambah dengan engkelnya. Saking sakitnya, Koh Hay belakangan lebih sering bersepeda dengan pedal biasa dan sepatu karet Rp 100 ribuan. Tidak menggunakan sepatu sepeda yang kaku dan memakai sistem clipless (cleat, sepatu mengunci ke pedal).
Kebetulan, di kelompok gowes kami ada dokter bedah tulang, dr Theri Effendi Sp.oT. Kata dokter pesepeda yang berkali-kali membedah saya (dan pemain-pemain Persebaya) ini, lutut kanan Koh Hay itu sudah osteoarthritis grade 4. Bahkan harus menjalani prosedur total knee replacement (TKR).
Sementara engkelnya belakangan bermasalah karena efek dari lutut tersebut. \"Engkelnya sering bengkak belakangan karena bentuk kaki sudah berubah karena usia,\" tutur Theri. \"Engkelnya mengalami PTTD, atau posterior tibialis tendon disfunction,\" tambahnya.
Menurut Koh Hay, lututnya itu sebenarnya sudah sakit selama 35 tahun. Sedangkan engkel itu baru lima bulan terakhir.
Akhir tahun lalu, seharusnya Koh Hay menjalani operasi itu. Namun ditunda. Alasannya, karena Koh Hay ingin ikut event KAI Kediri Dholo KOM yang kami selenggarakan.
Saya pikir, awal tahun ini dia akan operasi. Karena itu, ketika saya hendak gowes Surabaya-Bali dengan teman-teman pada 10 Januari lalu, saya tidak mengajak Koh Hay.
Rupanya, dia bingung, kok tidak diajak. Tanya ke sana kemari kenapa tidak diajak. Kemudian tanya saya langsung. Tentu saja kita selalu merasa seru kalau Koh Hay ikut. Setelah saya jelaskan, dan dia tetap semangat, ya sudah. Koh Hay ikutan.
Theri bilang ke saya, kalau dia sudah mengingatkan Koh Hay. \"Saya sudah meminta dia mengurangi power saat gowes. Lebih bermain cadence (putaran kaki lebih ringan dan cepat). Tapi kata dia tidak bisa. Karena dia masih ingin mengikuti kecepatan teman-teman. Emang edan,\" cerita Theri lantas tertawa.
Theri menambahkan, dia khawatir dengan operasi, dia bisa mengurangi kebahagiaan seorang Koh Hay. Theri khawatir, pasca operasi, Koh Hay tidak bisa lagi gowes bareng teman-teman AA SoS (Azrul Ananda School of Suffering). \"Selama ini, pasien saya yang pasca TKR hanya gowes cantik saja. Belum ada pasca operasi TKR yang sembuh lalu gowes Surabaya-Banyuwangi-Bali soalnya, ha ha ha...\" jelasnya.
Saya bercanda ke Theri, kalau Koh Hay mungkin akan beda hasilnya. \"Mungkin X-Men satu ini bakal bisa,\" celetuk saya.
\"Nah, bisa dicoba. Kalau tetap bisa gowes hardcore, ya nama saya ikut harum. Ha ha ha. Tapi kalau tidak bisa, saya akan merasa bersalah,\" timpal Theri.
Yap, sementara belum operasi, Koh Hay memang edan luar biasa. Tanggal 10-11 Januari, gowes total hampir 450 km dari Surabaya ke Bali. Hari pertama 285 km Surabaya-Banyuwangi. Hari kedua gowes lanjut lebih dari 150 km hingga Jimbaran.