DISWAY: Protes Omicron

Jumat 11-02-2022,00:00 WIB

Iif ternyata sudah pandai menulis. Setelah membaca Disway kemarin, dia langsung mengirim tulisan ini:

 

***

Omicron di sini merebak hampir gantian menulari.

Awalnya kupikir hanya flu biasa. Terus ingat-ingat saya kan nggak habis minum es, kok flu-nya separah ini? Cairan di hidung (ingus) meluncur bebas seperti air saja. Gak ada kentalnya seperti cairan flu pada umumnya.

Entah habis berapa pak tisu. Dengan tisu itu saya bisa menahan ingus cair itu agar tidak meluncur bebas. Napas jadi berat. Waktu salat asar, pas ruku ingus menetes ke sajadah. Walau gak najis tapi sajadah itu kuganti juga.

Itu berlangsung lama: dari selepas duhur hingga selepas asar.

Panik? Gak sih... Hanya risau mengatur gerak tangan. Posisi pun seperti sayap mengepak, agar paru tetap teraliri oksigen. Nafas terasa berat. Kupancing dengan  bersendawa/tengkurap seperti orang habis makan. Berulang-ulang. Untungnya, sudah biasa. Saya, kalau bersin memang gak cukup sekali. Sangat membantu. Jadi agak plong.

Setelah itu berasa sekali sirkulasi oksigen lancar. Aliran darah seperti berebut menyerbu paru.

Saya langsung sering ke kamar mandi. Menguras cairan.

Saya perbanyak minum air putih. Gak kepikiran air hangat. Mungkin akan lebih cepat menguras cairan yang meluncur bebas....

Ripuh beta mengatasi agar tidak panik. Tapi kepikiran juga bagaimana kalau sampai lemas hingga meninggal.

Kusiapkan beberapa buku. Yang paling atas isinya uang arisan. Hampir 5jt. Lalu buku tabungan&deposito. Perhiasan&surat-suratnya. Dan lain-lain. Semua saya taruh di laci.

Di rumah hanya sama ibu dan Dini. Tetap juga  sholawatan dalam hati. Lalu bikin kopi sambil menikmati setiap tegukanya.

Tags :
Kategori :

Terkait