DISWAY: Menunggu Joker

Minggu 06-03-2022,00:00 WIB

Oleh: Dahlan Iskan

Minggu, 06 Maret 2022

 PENDUKUNG  Rusia gemas: mengapa Ukraina tidak bisa jatuh dalam 10 hari perang.

Pendukung Ukraina pun gemas: mengapa tidak terjadi perlawanan yang berarti.

Lihatlah foto yang tersiar luas ini: pasukan Rusia konvoi sepanjang 60 Km di jalan raya Ukraina, menuju ibu kota Kiev. Konvoi militer itu berjalan pelan. Truk-truk militer itu seperti beriringan tanpa celah. Peralatan tempur militer berjentrek-jentrek. Begitu terbuka. Tanpa perlindungan dari pesawat tempur Rusia di udara.

Yang bikin gemas: kok tidak ada serangan sama sekali ke konvoi yang begitu masif itu. Tidak satu pun pesawat tempur Ukraina yang menjatuhkan bom ke konvoi itu. Setidaknya yang membayang-bayanginya.

Betapa empuk konvoi itu untuk dijadikan sasaran bom Ukraina. Kalau tiga bom saja diledakkan di depan, tengah dan belakang alangkah kacaunya konvoi Rusia. Apalagi lima bom.

Mungkin konvoi itu sudah dilengkapi senjata anti serangan udara. Yang serba-otomatis.

Rusia pernah membunuh jenderal pemberontak di Chechnya dengan cara Amerika: mengirim bom jarak jauh di saat sang jenderal menggunakan telepon. Sinyal telepon itu seperti menjadi penunjuk jalan bagi bom itu menuju kepalanya.

Dan konvoi pasukan Rusia ini begitu panjangnya. Sampai bisa dilihat dari satelit. Berhari-hari pula. Bukankah sebenarnya Ukraina tinggal pilih waktu yang tepat untuk menyerangnya.

Menyaksikan konvoi itu seolah Ukraina justru mengatakan: silakan, please, masuk negara kami. Silakan menuju Kiev, ibu kota kami. Pelan-pelan saja. Tidak usah kesusu. Kalau ada logistik yang ketinggalan susulkan saja. Anda punya banyak waktu. Aman.

Seolah Ukraina tidak punya TNI-AU sama sekali. Juga tidak punya Kopassus seorang pun. Konvoi pasukan sepanjang 60 Km itu pasti bikin Jenderal Nagabonar sekali pun garuk-garuk kepala.

Tags :
Kategori :

Terkait