JAKARTA - Ada orang nonmuslim tidak mau disebut sebagai kafir membuat bingung Datuk Seri Ulama Setia Negara Ustaz Abdul Somad (UAS).
\"Orang kafir ini baru ada sekarang apa dari dulu? Maka kalau ada ucapan \"kafir\" orang kafir marah, kalian kok marah? ini kan kalimat dari dulu,\" kata UAS, dikutip dari video yang diunggah oleh kanal YouTube Teropong Islam pada Rabu (9/3).
Menurutnya, seseorang yang sudah masuk ke dalam kategori \"kafir\" memang sudah ada sejak zaman dahulu.
Jadi, UAS menuturkan jika ada orang nonmuslim yang menolak dipanggil kafir justru malah membuatnya merasa kebingungan.
Awalnya UAS menjawab pertanyaan dari jemaah, terkait dengan \"Menghadapi tindakan orang kafir yang saat ini ingin memecah belah\".
UAS kemudian balik bertanya, apakah orang kafir baru muncul baru-baru ini atau sudah ada sejak lama.
\"Jangan panggil kami kafir, panggil kami nonmuslim, loh gimana nanti baca ayat \'Qul Yaa Ayyuhal Non-Muslim\',\" sambungnya.
Para jemaah yang hadir kemudian kompak tertawa saat mendengar pernyataan dari UAS itu.
Lebih lanjut, UAS menyebut bahwa setiap perkataan pasti ada lawan katanya. Begitu pula dengan kata kafir.
\"Kenapa? Karena ada hak, ada bathil. Ada bengkok, ada lurus. Ada bengkok, ada lurus. Ada Musa, ada Firaun. Ada hitam, ada putih. Ada iman, ada kufur. Orang yang mukmin namanya kafir. Mukmin (iman), kufur (kafir). Maka masalah orang kafir sudah ada,\" tuturnya.
UAS menyarankan cara untuk menghadapi tindakan orang kafir yang mencoba memecah belah dengan cara berargumen.
\"Makanya kita sebut \'Kamaa Shollayta \'ala Ibrahim, kama barakta\'ala Ibrahim\'. pakai argumen,\" tandasnya dikutip dari Fin.co.id.