Ibnu Ukkasyah
Pajak Durian Runtuh AS untuk produsen minyak raksasa itu untuk mendanai stimulus kepada konsumen di AS yang berpenghasilan di bawah US$75ribu per tahun. Setara Rp 1 milyar 72juta 500 ribu pertahun dengan kurs Rp 14300. Atau sekitar 89 juta per bulan. Stimulus dibayarkan dalam bentuk BLT. Jadi bukan untuk menekan harga di pasaran. https://seekingalpha.com/news/3812740-big-oil-tax-proposal-50-windfall-tax-rate-to-fund-stimulus-checks Pajak Durian Runtuh untuk produsen minyak di AS seperti ini, sebenarnya sudah pernah ada pada tahun 1980. Pajak ini juga untuk menambah pendapatan Pemerintah AS. https://everycrsreport.com/reports/RL33305.html
yea a-ina
Siapa tahu kalau Abah Dis juga \"menikmati\"durian runtuh kebon sawit atau malah pabrik cpo. Masak menyentil diri sendiri wkwkwk. #cumamenerkaA ah
rapi amat
piye enak jaman suharto toh... minyak goreng murah ketela ubi tiwul jalan tol murah
Rikiplik
Nah, yg parah nanti migor subsidi yg curah itu, dikemas ulang jadi setara migor premium bermerek.. Harga 14rb per liter, setelah dikemas bisa auto naek 20rb per liter. Pdhal isinya migor curah.. Sudah ada kejadiannya di Depok
Hardiyanto Prasetiyo
Ngapain jauh-jauh ke Amerika bah, di Indonesia pun saat ini ada durian runtuh fresh from the oven. Durian runtuh bagi pengusaha migor tapi bagaikan kesamber bledek bagi konsumennya. Sejak Permendag No. 3 tahun 2022 yg mengatur tentang HET dan DMO dicabut, migor yang awalnya langka mendadak membanjiri pasar. Kali ini gk ada batasan, pengusaha bebas berimprovisasi harga. Harga migor premium yg awalnya ditetapkan HET-nya 14.000/liter mendadak menjadi 40.000-44.000/liter. Kata sebagaian orang pemerintah kalah posisi bargain dengan pengusaha, tapi pengusaha berkata : Kalau jualan rugi lbh baik stop produksi, kalau stop produksi tentunya coat tail effectnya panjang sekali, bisa bahaya kalau banyak yg di PHK. Pada akhirnya pemerintah mengalah, susbisidilah jadi jalan keluarnya. Lagi-lagi duit rakyat jadi solusi.