Kalau pun Gota mundur belum tentu ada tokoh kuat yang bisa diharap memajukan Sri Lanka.
Pun Pakistan. Kalau pun Imran Khan jatuh, oposisi masih belum sepakat: siapa yang akan tampil. Bisa kembali ke persaingan dua dinasti politik di sana: Bhutto dan Sharif.
Keduanya pernah dapat kesempatan memimpin. Keduanya juga jatuh di tengah jalan.
Vladirmir Putin dan Zelenskyy tidak hanya saling menyulitkan diri mereka sendiri. Mereka juga membuat sulit Pakistan dan Imran Khan. Lalu Gota Rajapaksa dan Sri Lanka.(Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Nasib Imran
Mirza Mirwan
Kalau Imran Khan atau partainya, PTI, mencurigai Amerika ikut bermain dalam gerakan mosi tidak percaya, itu wajar. Kenyataannya KASAD Pakistan, Jendral Qamar Javed Bajwa suka membuat statemen yang berlawanan dengan statemen Imran. Intinya, Bajwa memujui-muji Amerika sampai \"kepentut-pentut\". Sementara kedekatan Pakistan dengan Rusia dan Tiongkok jelas-jelas dipermasalahkan Amerika. Udah, segini saja. Kayaknya ada batasan jumlah karakter dalam berkomentar.
Johannes Kitono
Kalau Imran Khan masih bertahan dengan manuver bubarkan Parlemen dsbnya , bisa diprediksi tidak lama pasti terjadi kudeta. Panglima Qomar Javed Bajwa dengan dukungan Amrik sudah siap menyerbu.Konon selama Imran Khan berkuasa belum pernah tel atawa wa sama Ju Biden, juragan USA. Justru sering main mata dengan China yang saat ini merupakan investor terbesar di Pakistan. Sebagai Atlit Nasional Kriket Presiden Imran Khan juga bersedia memulangkan pilot pesawat India yang jatuh di wilayah Pakistan padahal India adalah musuh buyutan. Itu berarti Imran Khan sangat menjunjung tinggi sportivitas dan ingin berdamai dengan siapa saja.Tetapi nasibnya kurang baik.Terjadi pandemi dan perang Rusua vs Ukraina yang menaikkan harga pangan dunia. Rakyat Pakistan yang sedang kelaparan tidak bisa kenyang hanya dengan menonton kriket saja.Now giliran militer pura pura kudeta dengan dukungan Amerika dan Pakistan akan dapat haircut hutang luar negeri .Seperti yang terjadi di tahun 2003, sebanyak us$1 mily h
Bung Pramono
Indonesia condong ke China, tapi kok kelihatannya Amerika senang-senang saja....
Liam Then
Indonesia orientasi politik luar negeri nya keliatan masih netral. Kalo di pandang dalam segi ekonomi, bisa jadi. Tapi harus di cermati, ekspansi China dalam ekonomi begitu masif, jalur sutra baru nya ,membidik seluruh dunia, dengan China sebagai episentrum di masa depan. Ekspansi ekonomi China ada di mana-mana. Tidak di Indonesia saja. Karena sampai saat ini hanya pengusaha China yang mau repot demi profit. Amerika,Eropa,Jepang,pengusahanya tak mau repot. Maunya yang gede-gede ataupun yang praktis. Kemudahan dan profit ber-industri di China bikin banyak pengusaha bikin pabrik di China. Tesla,Apple,IBM,Nokia,Blackberry, Samsung, sebut saja industri besar Amerika, Eropa dan lain sebagainya. Hampir semua punya pabrik di China. Bahkan saking ekspansif nya China. Banyak upaya membeli kepemilikan saham di Amerika, Eropa, Australia, harus di kekang aparat di sana karena sangat ekspansif.
alasroban
Kalau situasi politiknya tak pernah stabil dan baku hantam terus. Kapan mbangun ekonomi-nya Pakistan ? Kesalip sama pecahanya - Bangladesh. Yang ekonominya menggeliat tak terbendung.
Amat Kasela
Untuk pihak oposisi, ambil saja palu pimpinan sidang. Biar ramai. Kaya di negara tetangga Timur Leste. Xixixixixixi
Di Ukraina, pelawak jadi presiden. Di Pakistan, atlet kriket jadi presiden. Di USA, pernah dipimpin presiden yang seorang aktor : Ronald Reagan. Di Filipina, ada Joseph Estrada. Indonesia? Anda sudah tahu. Hidup. Nasib orang siapa yang tahu.