JAMBI-Sejak masuk asrama di MTs Dinniyah Al Azhar Bungo tamat SD, Jihan Na\'ila Nasution mulai hidup mandiri. Jauh dari orangtua diusia sangat belia memang tidak mudah, namun Jihan, begitu sapaan akrabnya, bisa membuktikan bahwa anak yang jauh dari orangtua, jika dikeliling dengan banyak kegiatan positif, bisa melewatinya dengan baik. Kini Jihan telah duduk di kelas XMipa1 SMAN 1 Sarolangun.
“Dan sampai di bangku SMA, sampai hari ini, aku pun masih jauh dari orangtua,” ujar Jihan. Ayahnya yang bertugas di kalimantan, membuat Jihan harus tinggal bersama pamannya di Sarolangun. “Jujur kadang suka iri juga melihat teman-teman yang tinggal dengan orangtuanya, namun aku tetap bersyukur meski tidak dekat secara fisik tapi komunikasi dengan orangtua tetap berjalan, kan teknologi komunikasi kian canggih sekarang,” lanjutnya.
Jihan mencoba menetralisir perasaan sedih dan irinya secara positif, yaitu mencetak banyak prestasi. “Rasa sepi jauh dari orangtua, aku lampiaskan dengan berorganisasi di sekolah dan mengikuti banyak kegiatan,” lanjut gadis yang gemar menulis ini. Terkait prestasi, sejak MTs Jihan tercatat sebagai juara 1 paralel kelas 2, juara 1 pidato, ikut LCC tingkat provinsi, finalis pekan ilmiah Xaverius dan banyak lainnya. Kini Jihan juga aktif di OSIS dan menjabat sebagai Anggota bagian prestasi akademik dan non akademik. Jihan pun mengaku senang ikut berbagai seminar dan pembekalan online yang digelar untuk menambah wawasan dan pengetahuan diri.
Covid 19 diakui Jihan telah merubah banyak pola kehidupan pelajar. Bahkan secara psikologi juga telah cukup terganggu. Belum lagi pengaruh informasi yang banyak beredar di sosial media, jika tak kuat, bisa mengalami mental health yang cukup berat.
“Alhamdulillah walau jauh dari orangtua, melewati masa pandemi, tetap bisa aku lalui dengan baik, tips nya adalah banyak melakukan kegiatan positif, tetap menjalin komunikasi dengan orangtua, dan menjalin hubungan baik dengan teman-teman, dan fokus pada sekolah,” ujar penggemar mie ayam ini dengan bijak. (dpc)