JAKARTA - Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menanggapi pemberitaan yang berisi klarifikasi dari BEM Nusantara atas pihak-pihak yang mengatasnamakan nama BEM Nusantara saat bertemu dengan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto pada Jumat (8/4).
Istana Negara disebut seperti kembali kecolongan usai beraudiensi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara. Di mana kini beredar kabar bahwa mahasiswa yang ditemui itu bukan BEM Nusantara yang sah.
BEM Nusantara sendiri melalui akun Instagramnya @bemnusantara.id memposting story merespon banyaknya pesan yang masuk untuk meminta klarifikasi atas adanya pihak BEM Nusantara yang bertemu dengan Wiranto.
“Jadi gaesss, yang kemarin ketemu Pak Wiranto itu pasukan pandir yang claim claim \'bemnus\' aja. Jadi kalian ini kalau gamau tau soal \'bemnus\' jangan sotau deh, coba dicek dan dibaca lagi. Pointnya pasukan pandir yang kemarin ketemu Pak Wiranto that\'s not par of us!,” bunyi postingan story BEM Nusantara pada Sabtu (9/4).
Anthony Budiawan merasa heran lantaran kejadian ini mirip saat Presiden Joko Widodo menghadiri acara dari Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) yang diduga kuat bukan yang resmi terdaftar di Kemenkumham.
\"Wiranto kecolongan? Jadi, yang audiensi kemarin ini bukan BEM Nusantara yang sah? Memang ada berapa BEM Nusantara?\" ujar Anthony dalam akun Twitter @AnthonyBudiawan, Minggu (10/4).
\"Apakah yang ini baru dibentuk khusus untuk bertemu dengan Wiranto? Wah, dikadalin lagi dong, seperti Luhut dikadalin Apdesi “palsu”? Kok bisa?\" pungkas Anthony dikutip dari RMOL.id. (ima/rtc)