Dua tahun Cak Thoriq kerja di resto yang jual sate di daerah Kajang, Selangor. \"Sate Kajang itu terkenal sekali,\" katanya.
Lulus S-2 Cak Thoriq pulang. Inginnya jadi dosen. Tapi belum ada jadwal penerimaan dosen. Ia pun mengabdi di sekretariat DPP PKB di Jakarta. \"Jadi tukang ketik,\" katanya.
Di situ ia mengenal banyak politisi puncak PKB. Lalu disetujui jadi caleg PKB untuk DPRD Jatim dari dapil kampung halamannya: Lumajang.
Waktu itu masih pakai nomor urut. Ia dapat nomor dua. Padahal PKB hanya akan mendapat 1 kursi dari Lumajang.
Nasibnya baik. Pengacara cum aktivis Surabaya, Cak Moh Sholeh, mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. Menang. Yang memperoleh suara terbanyak yang terpilih. Bukan berdasar nomor urut. Ia ikut menikmati perjuangan Moh Sholeh.
Di Pemilu 2009 ia mendapat suara terbanyak –hanya selisih 300 suara dari caleg nomor urut 1.
Pemilu berikutnya perolehan suaranya tetap terbanyak. Akhirnya jadi calon bupati. \"Saya banyak belajar ke Pak Bupati (waktu itu) Banyuwangi Azwar Anas,\" katanya merendah.
Maka penanganan bencana Semeru akan jadi tonggak prestasinya. Terutama dalam meyakinkan pemerintah pusat dan meyakinkan para korban bencana.
Cak Thoriq pun akan berlebaran di lokasi perumahan korban Semeru itu. Bergembira bersama lebih 400 KK warga baru di situ. Sambil menuntaskan sisanya selekasnya.
Tiba kembali di Lumajang senja sudah tiba. Buka puasa sudah dekat. Cak Thoriq menyediakan makanan di pendapa Kabupaten. Saya pilih buka puasa di sate kambing Pak Toha. (Dahlan Iskan)
Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Taktik Filibuster
Mister Xi
Balada Sang Mantan,,,, mau benci tapi pernah sayang,,, mau dibuang tapi masih terbayang,,,,,,, mau dilupakan tapi malah tertantang,,, berjuang,,, tanpa pedang,,, ohhh mantan yang malang,,,,
thamrindahlan