Kios Kosong, Terminal Sepi, Anggaran Bus Listrik Disorot:Banggar DPRD Kota Jambi Usul Alihkan Subsidi Angkot
Kios Kosong, Terminal Sepi, Anggaran Bus Listrik Disorot: Banggar DPRD Kota Jambi Usul Alihkan ke Subsidi Angkot-Ist-
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Rencana penganggaran Rp1 miliar untuk pembiayaan bus listrik mendapat sorotan tajam dari Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Jambi. Dalam kunjungan lapangan ke Terminal Rawasari, Kamis (20/11), Banggar menilai program tersebut belum memiliki urgensi kuat, sementara kondisi angkot sebagai transportasi rakyat justru memerlukan perhatian serius.
BACA JUGA:TENG! Berikut Tiga Besar Calon Sekda Kabupaten Sarolangun
Kunjungan dipimpin Ketua Banggar DPRD Kota Jambi, Kemas Faried Alfarelly, bersama sejumlah anggota. Mereka tidak hanya mengevaluasi rencana anggaran bus listrik, tetapi juga meninjau langsung pemanfaatan fasilitas terminal yang selama ini dinilai mandek.
BACA JUGA:Kerinci-Sungai Penuh Krisis BBM, Pasokan Solar-Pertalite Tersendat, Antrean Mengular di SPBU
Hasilnya, terminal yang dibangun dengan anggaran besar terlihat jauh dari kata optimal. Dari 27 kios, hanya 10 yang beroperasi, sementara banyak ruang publik tampak kosong dan tidak digunakan.
“Fasilitas ini milik pemerintah. Seharusnya bisa dimanfaatkan luas untuk masyarakat tanpa membebani mereka. Jika diberdayakan, kreativitas warga bisa tumbuh,” ujar Kemas Faried.
Ia menyoroti potensi ruang rooftop yang bisa diubah menjadi area komunitas atau ruang kreatif anak muda. Namun, potensi tersebut dinilai belum optimal.
Selain temuan kios banyak yang kosong, Banggar juga mengkritisi rencana pembiayaan bus listrik yang masih bersifat investasi. Menurut Faried, keputusan melanjutkan proyek tersebut harus mempertimbangkan kondisi keuangan daerah yang tengah ketat.
Namun kritik paling tajam datang dari anggota Banggar, Zayadi. Ia menilai anggaran Rp1 miliar untuk bus listrik tidak sebanding dengan manfaat yang diterima masyarakat.
“Beberapa unit bus listrik sudah menelan biaya Rp1 miliar. Padahal di terminal, masih ada sekitar 60 angkot yang kondisinya memprihatinkan,” kata Zayadi.
Menurutnya, program bus listrik justru menguntungkan segelintir pihak (pengusaha bus listrik) dan tidak menyentuh kebutuhan transportasi rakyat.
“Kalau dialihkan ke subsidi angkot, dampaknya jauh lebih besar. Rakyat pengguna angkot terbantu, pemilik angkot yang kini hidup segan mati tak mau juga bisa bangkit,” tegasnya.
Zayadi menegaskan bahwa menghidupkan kembali Terminal Rawasari tidak bisa hanya mengandalkan proyek baru seperti bus listrik. Revitalisasi angkot justru dinilai lebih sesuai.
“Terminal ini sudah menghabiskan anggaran puluhan miliar. Pemerintah wajib menghidupkannya lagi. Rp1 miliar itu lebih baik untuk subsidi angkot daripada bus listrik,” pungkasnya. (hfz)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



