DISWAY BARU

APBD yang Terjun, Batubara dan Al Haris yang Digoreng

APBD yang Terjun, Batubara dan Al Haris yang Digoreng

--

Oleh: Dona Piscesika S.T., M.I.Kom *

 

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jambi diprediksi akan turun sangat drastis tahun 2026. Ada banyak faktor penyebab, salah satunya pendapatan daerah dari Dana Bagi Hasil (DBH) Migas dan Minerba yang juga turun.

 

Lantas apa dampaknya? Pasti akan luas. Ke depan bisa saja kondisi ini dijadikan pemerintah untuk alasan telat bayar gaji honorer dan PPPK, mengurangi jumlah penerima program sosial bahkan beasiswa, tidak maksimal lagi menambah fasilitas sekolah & rumah sakit, kesulitan membangun infrastruktur strategis, susah bayar ini itu dan kemungkinan-kemungkinan buruk lainnya. 

 

Bicara soal DBH dari minerba (mineral dan batubara), pada tahun 2022 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari batubara Jambi sempat memasuki masa indah, melebihi Rp655 Miliar, 80 persen dibagi-bagi untuk pemerintah kabupaten dan provinsi Jambi, sisanya 20 persen untuk pemerintah pusat. Tahun 2023 DBH Minerba Jambi terus menurun hanya dapat Rp78 miliar hingga merosot pada angka Rp68 Miliar di tahun 2024.

 

Bicara soal batu bara, produksi Jambi memang sedang dalam catatan merah. Dari kuota 36,5 juta ton tahun 2023 dan 19,5 juta ton tahun 2024, hanya terealisasi masing-masing 18 juta dan 11 juta ton. Masalah transportasi dan jalur logistik masih belum menemukan solusi. Jalan khusus hingga kini tak jua selesai. Mau dipaksa menempuh jalan umum, dampak buruk telah terjadi, diantaranya jalan rusak yang menggerus APBD/APBN untuk perbaikan, kemacetan, kecelakaan hingga konflik sosial.

 

Di sisi lain, berbagai masalah juga mendera tiga perusahaan yang sedang membangun jalan khusus di Jambi: diterpa isu lingkungan, masalah pembebasan lahan, perizinan dan masalah-masalah teknis lainnya.

 

Jika saja jalan khusus batubara beroperasi, perusahaan tambang sebenarnya telah membuat hitungannya sendiri. Dirut PT Sinar Anugerah Sejahtera (SAS) Ridony Gurning dalam seminar Jalan Khusus di Hotel Rumah Kito, Senin (22/9/2025) lalu mengatakan, apabila mereka telah punya jalur logistik sendiri, angka produksi 15 juta ton per tahun dari tambang group SAS saja, bukan hal mustahil untuk dicapai. Belum lagi angka produksi dari perusahaan lain, bukankah ada lebih dari 60 pemegang IUP yang rajin menambang di Jambi ini?

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait