APBD yang Terjun, Batubara dan Al Haris yang Digoreng
--
Batubara boleh saja dipandang BURUK bagi mereka yang sudah memiliki pekerjaan yang dapurnya masih mengepul dari sumber non Batubara. Tapi Batubara masih tetap menjadi BAIK bagi mereka yang masih menggantungkan hidup dari lini ini.
Menurut data yang dirilis BPS Provinsi Jambi tahun 2024, ada 69 ribu orang yang bekerja di sektor tambang, mining & quaryying. Mereka menggantungkan hidup sebagai buruh, sopir truk, pegawai perusahaan tambang, pegawai vendor tambang hingga usaha maupun UMKM yang terkait aktivitas ini. Berulang kali pemerintah mengatakan, batubara adalah salah satu penggerak utama ekonomi Jambi.
Kembali ke APBD, Provinsi Jambi memang sedang mencatat sejarah buruk. Merosotnya tak main-main, diprediksi mencapai 1 Triliun. Angka Rp 1 Triliun itu tidak sedikit, APBD Kota Sungai Penuh saja tak sampai segitu.
Gubernur Jambi Al Haris sebenarnya telah mempertaruhkan nama baik untuk mengantisipasi kondisi ini. Beberapa tahun terakhir ia terlihat tegas mendorong investasi sektor pertambangan batubara. Meminta pihak swasta mempercepat penyelesaian jalan khusus hingga mengeluarkan Pergub. Tak lagi sekedar merealisasikan janji politik, Al Haris terlihat ingin produksi batubara Jambi benar-benar bisa mencapai kuota karena sadar itu akan ikut menopang pendapatan daerah.
Namun di sisi lain, kebijakan Al Haris itu justru dihadapi dengan beragam pandangan. Oleh netizen ia 'digoreng', disebut terima sogok dari perusahaan batubara, dibilang punya saham dan banjir hate comment di sosial media. Ya tapi begitulah resiko jadi pemimpin di era kebebasan digital.
Getolnya seorang Al Haris mencari 'jalan ninja' untuk menambah pendapatan daerah, sebenarnya itu sudah jadi tugas dan tanggung jawabnya sebagai Gubernur bersama para pejabat yang membantunya. Tak hanya dari batubara, dari sektor lain pun pemerintah harus kejar sampai titik penghabisan.
Tapi dengan kondisi susah seperti sekarang ini, harus pula dipahami, mengapa pemerintah terlihat fokus pada 'Gajah di Pelupuk Mata', ada batubara 1,9 Miliar ton di perut Jambi sebagai potensi nyata yang layak dikejar, mereka tentu tak ingin larut menguras perasaan untuk 'Semut di Seberang Lautan yang Tak Tampak' (*)
* Penulis adalah media relations di salah satu perusahaan pertambangan batubara di Provinsi Jambi dan dosen praktisi Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Nurdin Hamzah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


