Eco Enzyme, Inovasi UNJA Ubah Sampah Organik Jadi Peluang Usaha
Pembuatan eco enzim oleh peserta--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID–Tim dosen Universitas Jambi (UNJA), menghadirkan solusi ramah lingkungan untuk mengatasi persoalan sampah organik melalui program pengabdian masyarakat bertajuk "Eco Enzyme sebagai Solusi Berkelanjutan untuk Pengelolaan Sampah organik”.
Kegiatan ini berlangsung bersama Bank Sampah Dayung Habibah dengan dukungan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi serta Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, melalui Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dengan ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat".
BACA JUGA:Remaja 19 Tahun Tewas Tenggelam di Pelabuhan Marina Kuala Tungkal
Program dipimpin oleh apt. Yuliawati, M.Farm., bersama Hasnaul Maritsa, S.Si., M.Sc., dan apt. Fathur Sani, S.Farm., dengan bantuan mahasiswa Farmasi UNJA, Sepriani dan Milda Rahayu. Mitra kegiatan adalah Bank Sampah Dayung Habibah yang diketuai Leni Haini.
BACA JUGA:Resmi Diluncurkan, SIGNAL Corporate Permudah Pengurusan Pajak Kendaraan Perusahaan

Pembuatan produk olahan eco enzim--
Rangkaian kegiatan dimulai pada 30 Juni 2025 di TPS3R Dayung Habibah yaitu edukasi dan praktik membuat eco enzyme dari kulit buah dan sayuran. Selanjutnya, pada 12 Juli 2025 di Sekolah Dayung Habibah, masyarakat dilatih mengolah eco enzyme menjadi berbagai produk, mulai dari pupuk organic cair, pupuk kompos, sabun pembersih lantai, sabun cuci piring serta bantalan kompres.
Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNJA, Prof. Dr. Amirul Mukminin, M.Sc.Ed., Ph.D. Ia menilai program ini sebagai wujud nyata kolaborasi antara akademisi dan masyarakat.
“Kita tidak hanya mengedukasi, tapi juga membangun kemandirian lingkungan dan ekonomi. UNJA berkomitmen menjadikan Desa Legok sebagai Desa Laboratorium Terpadu, tempat praktik lintas fakultas,” ujarnya. Pada tahap berikutnya, tim menggunakan teknologi sederhana berupa mesin pencacah sampah organik, mesin jahit karung, mesin pengayak sampah organik untuk memproduksi pupuk kompos dengan kemasan yang menarik.

Produk diversifikasi eco enzim hasil karya peserta--
Selain itu, juga digunakan mesin vakum sealer untuk pengemasan bantal kompres dari ampas eco enzim. Kehadiran alat ini mempercepat proses produksi dan pengemasan, sehingga hasil olahan lebih berkualitas dan siap dipasarkan.
“Dengan mesin pencacah, sampah organik seperti daun kering dan sisa sayuran bisa halus dalam hitungan menit. Proses penguraian lebih cepat dan kompos jadi merata,” jelas Yuliawati. Ia menambahkan, pihaknya ingin warga tidak hanya bisa membuat produk eco enzyme.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



