DISWAY BARU

Prof. Dr. H. Lukman putra Sarolangun Resmi di Kukuhkan jadi Guru besar

Prof. Dr. H. Lukman putra Sarolangun Resmi di Kukuhkan jadi Guru besar

Prof. Dr. H. Lukman putra Sarolangun Resmi di kukuhkan jadi Guru besar-Ist-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Kisah perjalanan hidup Prof. Dr. H. Lukman Hakim, S. Ag, M. Pd. I, adalah bukti nyata bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih puncak prestasi. Terlahir di Sarolangun pada 17 Maret 1970, beliau berasal dari keluarga yang sangat sederhana, di mana ayahandanya, alm. Harun bin Haji Manan, dan ibundanya, Asmah binti Abdullah, harus berjuang keras berjualan ngampas barang demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. 

BACA JUGA:Gemilang di Kancah Nasional, UNJA Raih UNGGUL pada Penilaian SIMKATMAWA 2025

Dari latar belakang ini, beliau meniti masa kecilnya sebagai anak yang turut menjual gorengan keliling dan menjadi marbot, sebuah pengalaman yang menanamkan nilai ketekunan dan kerja keras. Fondasi pendidikannya dibangun secara bertahap, mulai dari MIN dan MTsN Sarolangun, menamatkan tingkat Aliyah di Madrasah Aliyah Guppi Kota Jambi, dan melanjutkan studi sarjana di IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada Jurusan Pendidikan Agama Islam. 

BACA JUGA:Ajak Warga Jaga Lingkungan Dengan Pengolahan Sampah Organik Metode BSF, Tanjabtim Apresiasi SKKMigasPetroChina

Kecintaannya pada ilmu membawanya menempuh pendidikan magister di IAIN yang sama, mengambil jurusan Manajemen Pendidikan Islam, sebelum akhirnya meraih gelar Doktor di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Jurusan Manajemen Pendidikan. Dalam kehidupan pribadinya, beliau menikah dengan Nuriza Laila, S. Ag, dan dikaruniai lima orang putra dan putri.

​Sebelum memantapkan diri di dunia akademik, Prof. Lukman Hakim menorehkan rekam jejak panjang di lingkungan Kementerian Agama, menjabat berbagai posisi strategis, mulai dari Pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Pemayung pada tahun 1993, Bendaharawan, Ketua Jurusan di STIT Muara Bulian, hingga menjadi Kepala MTs. Negeri Sengeti. 

Setelah itu, kariernya berlanjut sebagai Kepala Seksi di Kantor Kemenag Kabupaten Muaro Jambi, hingga menjadi Pengawas SLTP/SLTA di Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jambi. Perjalanan kariernya di dunia kampus dimulai pada tahun 2014 ketika beliau bergabung dengan IAIN STS Jambi dan langsung dipercaya memimpin Program Studi Ekonomi Islami Pascasarjana. 

Saat menjabat, beliau menginisiasi gagasan studi visit luar negeri ke Singapura, Malaysia, dan Thailand bagi mahasiswa Pascasarjana, sebuah ide yang berawal dari keinginan agar riset dan pengalaman akademik mahasiswa tidak hanya terbatas di dalam negeri, dan kini program tersebut menjadi bagian penting dari kegiatan akademik universitas. Di lingkungan kampus, Prof. Lukman Hakim terus mengemban amanah penting, termasuk sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Sekretaris Prodi S3 Pascasarjana, hingga saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.

Selain pengabdian di kampus, beliau juga aktif di berbagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan, menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah Provinsi Jambi, Ketua MUI Provinsi Jambi Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Ulama, serta Mustasyar PWNU Provinsi Jambi.

​Secara keilmuan, Prof. Lukman Hakim adalah seorang akademisi yang fokus pada bidang Manajemen Pendidikan Islam, dengan rekam jejak penelitian yang luas dan terbukti melalui publikasi di jurnal bereputasi serta karya-karya yang disitasi dan menjadi rujukan, meliputi Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, dan Manajemen Strategik. Beberapa buku yang telah diterbitkannya antara lain Manajemen Sekolah Unggulan dan Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Setelah melalui proses panjang dan ketat, dedikasi beliau pada pengembangan keilmuan dan kontribusi terhadap kemajuan pendidikan Islam mencapai puncaknya pada tahun 2025, ketika beliau resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar. 

Pencapaian ini, menurut pandangannya, bukanlah puncak melainkan amanah baru untuk terus berkontribusi, sejalan dengan ungkapan syukurnya, "Benar Kata Al-Qur’an usaha tidak akan menghianati hasil." Seluruh perjalanan hidupnya, dari seorang anak penjual gorengan hingga menjadi Guru Besar, menegaskan prinsip hidupnya yang sederhana namun kuat: berbuat dengan tulus, berjuang tanpa lelah, dan selalu berorientasi x_a kemaslahatan umat.(*) 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: