>

Penuntasan PPG Menjadi Prioritas Kemenag, Tahun 2025 Ditargetkan 269.168 Guru Selesai

Penuntasan PPG  Menjadi Prioritas Kemenag, Tahun 2025  Ditargetkan 269.168 Guru Selesai

Menteri Agama Nasaruddin Umar -(ANTARA/HO-Kemenag)-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan penuntasan sertifikasi guru atau Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Penuntasan sertifikasi guru ini menjadi salah satu prioritas pemerintah, khususnya guru di lingkungan Kementerian Agama.

"Kami Direktorat PTKI selalu siap membantu Direktorat PAI dan GTK Madrasah. Dalam satu sampai dua tahun ke depan akan kita selesaikan guru-guru yang belum dikukuhkan sebagai guru profesional, kalau tidak salah jumlahnya 600 ribuan sekian. Kami siap membantu," ujar Direktur PTKI, Sahiron dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu dikutip dari Antara.

Pernyataan tersebut disampaikan Sahiron saat menghadiri agenda Pengukuhan Guru Profesional, Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan Batch 1 2024, yang digelar oleh LPTK Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Di Kementerian Agama terdapat 625.481 guru binaan Kementerian Agama yang belum mengikuti PPG dalam Jabatan. Rinciannya, 484.678 guru madrasah, 95.367 guru PAI di sekolah umum, 29.002 guru agama Kristen, 11.157 guru agama Katolik, 4.412 guru agama Hindu, 689 guru agama Buddha, dan 179 guru agama Khonghucu.

Pendidikan Profesi Guru Kemenag pada 2025 ditargetkan untuk 269.168 guru. Sementara pada 2026, PPG Kemenag ditargetkan untuk 356.313 guru.

Ia menegaskan komitmennya untuk menyukseskan program PPG guna memastikan seluruh guru di lingkungan Kementerian Agama memperoleh manfaat dalam program tersebut.

Perihal pengukuhan guru profesional, kata Sahiron, hal tersebut bukan hanya peningkatan kesejahteraan para guru di bawah Kementerian Agama, tetapi memastikan juga bahwa guru yang telah dikukuhkan sebagai guru profesional nantinya mampu mentransfer ilmu kepada para anak didiknya.

"Kita garisbawahi bahwa Bangsa Indonesia itu punya cita-cita, di tahun 2045 menjadi bangsa yang emas, atau kita memasuki The Golden Age of Indonesia, yang cirinya cuma dua, yaitu maju dalam ilmu pengetahuan, sains dan teknologi dalam satu sisi," kata dia.

Yang kedua, lanjutnya, bangsa yang memiliki spiritualitas keagamaan yang dewasa, salah satu indikasinya adalah toleran dan harmonis antara satu dengan yang lain.

Sahiron menegaskan dalam berbagai kesempatan Menteri Agama Nasaruddin Umar acapkali menyampaikan komitmennya untuk menciptakan kedewasaan spiritualitas keagamaan bangsa Indonesia, kerukunan umat beragama, dan harmonisasi antar-umat beragama nantinya dipupuk sejak dini.

"Yang terpenting adalah penanaman karakter bangsa yang terpuji atau dalam bahasa Arab Al Akhlakul Karimah," kata dia. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: