Mahasiswa Sebagai Actuation Agent Dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045 Pada Bidang Pendidikan
Mohd. Hizwan Hanif--
Menanggapi Pidato Presiden Prabowo tersebut, di samping mahasiswa memang benar-benar menjadi Agent Of Control dalam mengkawal visi yang beliau sampaikan, hal ini tidak benar-benar ampuh dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045, karena mengingat waktu hanya tersisa 20 tahun lagi. Dengan waktu yang terbilang relatif singkat ini, Reformasi Pendidikan saja tidak cukup, justru Pemerintah harus melakukan Tranformasi total. jika tidak, jangan heran lahirnya generasi-generasi Cemas 2045, dengan sistem Pendidikan sampah.
Sebagai dasar utamanya, Pemerintah harus membenahi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisidiknas). UU No 20 Tahun 2003 Sisdiknas sudah tidak relevan lagi, karena mengingat sudah sangat usang, dan tidak sesuai dengan kebutuhan Pendidikan Nasional hari ini. Pemerintah harus melakukan transisi aturan baru dengan modernisasi Pendidikan Global hari ini, dengan dasar teori Pendidikan yang jelas dan relevan, dan memiliki Focal Point khusus pada bidang Pendidikan.
Pemerintah juga harus lebih memprioritaskan keselamatan serta kesejahteraan Tenaga Pendidik, mengingat mereka adalah Rool Model cahaya keilmuan yang di gugu nan di tiru, dengan janji Bapak Presiden Prabowo Subianto tentang meningkatkan kesejahteraan ASN dan Non ASN, harus termaktub dalam UU Sisdiknas atau UU turunan yang dapat membahas komprehensif dan memastikan kesejahteraan tenaga Pendidik.
Sistem Pendidikan kita hari ini dalam teori Taksonomi Bloom (Anderson, L.W & Krathwohl, D.R.:2001), dominannya juga masih pada tingkat “mengingat” ataupun “menghafal”, bahkan Dalam riset dengan tajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016 lalu, ”Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dengan tingkat literasi yang rendah”, ditambah lagi dengan data UNESCO yang menyebutkan “minat baca masyarakat Indonesia sangatlah memprihatinkan yaitu hanya 0,001% saja. Itu berarti, dari 1.000 orang Indonesia, hanya ada 1 orang yang rajin membaca”. ini menjadi PR besar dari pemerintah kepada tenaga pendidik untuk mengantarkan Siswa atau Mahasiswa pada tiap proses tingkatan Taksonomi Bloom menuju puncak, yakni “Menciptakan”, Sehingga kita benar-benar siap dengan Indonesia Emas 2045 dengan SDM yang berkualitas melalui hasil riset dan penelitian baru, yang melahirkan ide-ide serta gagasan Inovasi baru pendidikan Indonesia. Generasi Alpha baru saja berakhir, dilanjutkan dengan generasi Beta, generasi yang katanya paling cerdas diantara generasi lainnya.
Generasi ini lahir dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, bahkan tidak heran Iphone 16 Pro Max yang paling canggih sekali pun, 5 tahun ke depan akan menjadi layaknya Nokia Usang. Artinya ini menjadi PR besar bagi pemerintah untuk masif dalam meningkatkan Intelligence Quotient terhadap tenaga pendidik pada bidang Digitalisasi, atau jangan heran generasi kita mati dengan digitalisasi.
Dalam beberapa tawaran solusi yang penulis sampaikan, penulis ingin menggaris bawahi bahwasanya Mahasiswa harus memiliki peran penuh dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045 ini.
Bukan hanya sebagai Agent Of Control, tapi juga sebagai Agent Of Actuation and Formulation, dengan inilah Indonesia mampu merealisasikan cita-cita mulia dengan gagahnya. Sama halnya yang di sampaikan oleh Bapak Rasyid Anies Baswedan “Anak muda memang minim pengalaman, karena itu ia tak tawarkan masa lalu, anak muda tawarkan masa depan.” (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: