>

Peduli Terhadap Kebudayaan Suku Duano, SKK Migas - PetroChina Hadirkan Komunitas Bedak Sejuk Duano

Peduli Terhadap Kebudayaan Suku Duano, SKK Migas - PetroChina Hadirkan Komunitas Bedak Sejuk Duano

Foto Bersama--

MUARASABAK, JAMBIEKSPRES.CO.ID - SKK Migas - PetroChina International Jabung Ltd kali ini menghadirkan Komunitas Bedak Sejuk Duano dalam rangkaian kegiatan Festival Literasi Geragai, pada acara Bincang Budaya di Cafe Literasi Perpustakaan Cendekia, Sabtu (7/9) pagi.

Hal itu dilakukan SKK Migas - PetroChina International Jabung Ltd tentunya adalah bentuk kepedulian perusahaan gas dan minyak ini dalam melestarikan kebudayaan di Kabupaten Tanjabtim. Bahkan kepedulian itu juga ditujukan kepada para anak muda agar dapat mewarisi budaya sesuai dengan tema “Yang Muda Yang Berbudaya”.

"Bincang Budaya ini diharapkan dapat menginspirasi para anak muda untuk bisa menggali potensi budaya yang ada dilingkungan sekitar. Salah satu contohnya Komunitas Bedak Sejuk Duano ini, dan masih banyak potensi-potensi lainnya," kata Eko Mulyono, Comdev Supervisor Act PetroChina International Jabung Ltd.

Aldi Fadhillah, S.IP selaku Komunitas Bedak Sejuk Duano menjelaskan, bahwa Komunitas Bedak Sejuk Duano ini bergerak di bidang literasi, budaya dan kesenian. Salah satunya itu adalah melestarikan kebudayaan suku Duano. suku Duano sendiri merupakan suku yang langka dengan jumlah populasinya yang sangat sedikit. Di Kabupaten Tanjabtim sendiri suku ini hanya berdomisili di Kelurahan Tanjung Solok, Kecamatan Kuala Jambi.

"Tujuan dari komunitas ini adalah untuk menjaga kebudayaannya itu agar tidak hilang oleh zaman. Salah satunya yaitu memperkenalkan suku Duano kepada anak SD," terangnya.

Menurutnya, bedak sejuk ini adalah salah satu identitas dari suku Duano yang biasanya digunakan ketika mereka akan turun ke laut untuk mencari Sumbun di beting. Untuk cara pembuatannya sendiri, ada beberapa bahan yang dicampur sampai menjadi bedak sejuk. Ada beras yang ditumbuk menjadi tepung beras, kemudian dicampur kunyit, kencur dan daun pandan sebagai pewanginya.

"Itu adalah budaya, yang sejak dulu telah dilakukan hingga saat ini masih dilestarikan masyarakat suku Duano,

Selain itu, Duta Bahasa Provinsi Jambi, Yoga Surya Ramadhan mengakui bahwa kosa kata dalam bahasa suku Duano terancam punah, sehingga Kantor Bahasa Provinsi Jambi berinisiatif untuk merangkumnya ke dalam buku untuk dijadikan kamus agar bisa dipelajari oleh anak-anak dimasa yang akan datang.

"Bahasa suku Duano ini merupakan salah satu bahasa yang menjadi perhatiannya, karena bahasanya yang dinilai unik dan penuturnya hanya tinggal sedikit, tidak lagi sampai 100 orang. Jadi Duta Bahasa dan Kantor Bahasa Provinsi Jambi sudah banyak sekali melakukan upaya untuk menjaga bahasa ini agar tidak punah," jelasnya.

Ditambahkan Yoga, sejauh ini Duta Bahasa maupun Kantor Bahasa Provinsi Jambi, belum ada menemukan campuran bahasa di kosa kata suku Duano selain dari bahasa Melayu Timur. Untuk suku Duano sendiri di Provinsi Jambi hanya ada di Kabupaten Tanjabtim. Sementara di Kabupaten Tanjabbar juga ada, akan tetapi hanya beberapa orang bukan secara berkelompok. 

"Kalau untuk jumlah besar suku Duano ini berada di daerah Pulau Concong Riau," tukasnya.(lan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: