Politik Uang Menghianati Amanat Rakyat

Politik Uang Menghianati Amanat Rakyat

Dr Dedek Kusnadi S.Sos,.M.Si,.MM--

Oleh : Dr Dedek Kusnadi S.Sos,.M.Si,.MM

Pada zaman demokrasi modern saat ini, politik uang telah menjadi praktik yang merajalela dalam perebutan kekuasaan politik. 

Aksi ini dilakukan oleh para politisi dan calon pemimpin yang tanpa malu-malu menyogok rakyatnya demi mencapai tujuan politik mereka. 

Namun, tindakan ini sering kali dianggap sebagai pengkhianatan terhadap rakyat dan mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi.

Politik uang menunjukkan ketidakmampuan seorang politisi atau calon pemimpin untuk memenangkan dukungan rakyat berdasarkan pemikiran, integritas, dan visi mereka. 

Alih-alih menggantungkan harapan pada keunggulan ide dan rekam jejak mereka, mereka memilih jalan pintas dengan menyuap dan memberi janji palsu kepada rakyat.

Yang paling ironis adalah, meskipun politisi yang menggunakan politik uang mungkin berhasil meraih jabatan, hal itu tidak dapat disembahyangkan sebagai pencapaian yang mulia. 

Mereka hanya memperkuat kultur korupsi dan menghancurkan fondasi demokrasi yang diharapkan oleh rakyat. 

Sebaliknya, politik uang menciptakan kontrol politik yang tidak sehat, di mana kepentingan pribadi dan kelompok tertentu mendapatkan prioritas, sementara aspirasi rakyat terabaikan.

Akibat politik uang, sistem politik yang seharusnya menjadi panggung untuk debat ide dan jalan menuju kemajuan, berubah menjadi ajang transaksi korup. 

Rakyat yang seharusnya menjadi penentu nasib bangsa mereka, dipandang sebatas alat untuk kepentingan politik semata. Ini merendahkan martabat rakyat dan merusak kepercayaan mereka terhadap proses demokrasi.

Selain itu, politik uang menyebabkan ketidakadilan sosial yang memperlebar kesenjangan antara orang-orang kaya dan miskin. 

Bagi politisi dan calon pemimpin yang mampu menghabiskan jumlah uang besar, kampanye politik yang efektif menjadi milik mereka. 

Sementara bagi calon yang terbatas dana atau tidak mampu terlibat dalam praktik korupsi semacam itu, harapan untuk berpartisipasi dalam arena politik menjadi semakin sulit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: