Kini Gaza Dibiarkan ‘Sendirian’ Korban Tewas Sudah Hampir 11.000

Kini Gaza Dibiarkan ‘Sendirian’ Korban Tewas Sudah Hampir 11.000

Korban tewas di Gaza terus bertambah seiring dengan serangan senjata Israel yang tiada henti sejak hampir satu bulan terakhir-Foto: Abed Rahim Khatib/Anadolu/Al Jazeera-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Kini Gaza telah dibiarkan ‘sendirian’ dalam menghadapi krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Demikian Juru bicara Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), Nebal Farsakh mengatakan, seperti dikutip Jambi Ekspres dari Al Jazeera.

Nebal Farsakh mengatakan, tidak ada Tindakan apapun dari pihak yang seharusnya peduli dengan Gaza, setelah melihat kehancuran yang terjadi di Gaza.

Saat ini, 16 rumah sakit yang ada di Gaza bahkan lumpuh total dari 35 rumah sakit yang ada.

“Komunitas internasional harus mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan tanpa henti di Gaza termasuk bahan bakar,” tegas Nebal Farsakh kepada Al Jazeera.

Sementara itu, Rumah Sakit al-Quds hingga saat ini masih mengoperasikan beberapa fasilitas yang ada untuk memberikan pelayanan medis kepada korban di Gaza.

Al-Quds tetap beroperasi di tengah  kekurangan obat-obatan dan juga bahan bakar.

Kata Farsakh lagi, tidak ada bantuan yang diizinkan masuk ke bagian utara Jalur Gaza, sedangkan bantuan-bantuan yang masuk hanya sebagian kecil yang bisa menjangkau wilayah selatan.

Israel yang melarang pasokan BBM masuk telah membuat generator rumah sakit terancam tak bisa bergerak, termasuk ambulance, tak bisa dikendarai bahkan juga truk bantuan, semua terhenti.

“Bahan bakar berarti kehidupan sekarang. Kita tinggal beberapa jam lagi untuk menutup seluruh rumah sakit.” Ujarnya lagi.

Jumlah Korban Tewas di Gaza Hampir 11.000

Sementara itu, Kementerian Kesehatan di bawah naungan Hamas, melaporkan jumlah korban tewas di Gaza telah hampir 11.000 orang.

Angka ini merupakan total korban sejak awal Israel mulai menggempur Gaza tanpa henti dalam sebulan terakhir sejak 7 Oktober 2023.

Sementara itu hari ini Selasa (7/11/2023),  Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah berjanji tidak akan menyerah meskipun ada seruan untuk gencatan senjata terus datang dari penjuru dunia.

Sementara itu dari Amerika Serikat, Presiden Joe Biden dan Netanyahu dilaporkan telah membahas potensi 'jeda taktis' melalui sambungan telpon pada Senin (6/11) kemarin.

BACA JUGA:Setelah Iron Dome Israel Eror Makan Tuan, Amerika Janji Kirim yang Baru

Apa hasilnya? Belum ada yang mengetahuknya secara persis, bahkan juga belum ada ungkapan terkait rencana gencatan senjata.

Serangan Israel Kian Gila

Tentara militer Israel semakin gila melakukan serangan.

Bahkan sejak Minggu kemarin, setidaknya 450 serangan telah dilakukan mereka sejak dalam 24 jam. Target mereka adalah membunuh komandan Hamas di terowongan bawah tanah.

BACA JUGA:Israel: Luas Wilayahnya Setengah Surabaya Jumlah Penduduk Mirip Lampung, Militernya? Ngeri

Sementara itu Aktivis Yunani mengecam pengiriman senjata ke Israel, dalam spanduknya mereka menulis  “Tidak untuk mendukung negara pembunuh”. Mereka mengecam perang Israel di Gaza.

Aktivis ini bertolak belakang dengan pemerintahnya yang kini masuk dalam bagian sekutu Amerika dan Israel.
Pemerintah Yunani yang dulunya pro-Palestina , belakangan memang berubah berbalik arah menjadi bagian dari sekutu Israel di Eropa.

Namun kebijakan ini juga mendapat pertentangan dari rakyatnya. (*)

BACA JUGA:Asal Mula Kaum Yahudi Hingga Terbentuk Negara Israel dan Menguasai Wilayah Palestina

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: