Rp279 Triliun ‘Terbakar’ Akibat Tiga Peristiwa Kabut Asap Paling Merugikan di RI, Cek Tahun Berapa
Karhutla telah menimbulkan kerugian besar, dampaknya menyebar mulai dari kesehatan hingga ekonomi. -Foto: Dok Antara-
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Dalam sekejap uang Rp279 Triliun ‘terbakar’ akibat kasus kabut asap. Angka ini total dari tiga peristiwa kabut asap paling merugikan di RI.
Tentu saja kabut asap yang diakibatkan oleh aktivitas kebakaran hutan dan lahan.
Peristiwa kabut asap tak hanya merugikan RI dari sisi kesehatan namun juga dari sisi ekonomi.
Berikut tiga peristiwa kabut asap dan kebakaran hutan dan lahan paling merugikan di RI
1.Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2019
Kejadian kabut asap tahun 2019 merupakan kasus yang terparah sejak lima tahun terakhir.
Data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), kawasan yang terdampak mencapai 942.484 hektar dan yang terbakar 672.708 hektar
Berapa kerugian yang ditimbulkan? "Berdasarkan data World Bank total kerugian ekonomi RI akibat kejadian ini mencapai Rp 75 triliun," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Agus Wibowo saat memberikan paparan di Kantor BNPB, dikutip Jambi Ekspres dari situs resmi bnpb.go.id.
Kondisi semakin diperparah karena dari 672.708 hektar lahan yang terbakar, seluas 269.777 hektar merupakan lahan mineral dan sisanya didominasi oleh lahan gambut seluas 402.931 Hektar.
Pada tahun 2019 ini daerah yang paling terdampak akibat kebakaran yaitu Kalimantan Tengah seluas 161.298 hektar.
Kemudian urutan berikutnya Kalbar 131.654 hektar, NTT 120.143 hektar, Kalsel 115.317 hektar dan Sumatera Selatan 92.635 hektar.
NTT sendiri mengalamai kebakaran hebat cukup besar namun karena terjadi di tanah mineral tidak menimbulkan kabut asap yang parah.
Jika melihat dari titik panas atau hot spot, terdapat 195.332 titik. Paling banyak sebarannya di Kalteng 39.634 titik, Kalbar 25.461 titik, Sumsel 22.457 titik, Jambi 12.491 titik dan Riau 12.270 titik.
2. Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 1997
Tahun 1997 menjadi catatan kelam juga bagi RI karena pernah terjadi peristiwa kabut asap yang merugikan akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan.
Ketika itu bulan September 1997, Kalimantan dan Riau terbakar hebat.
Data BNPB luas lahan yang terbakar mencapai 19,7 Juta hektar. Semakin menggila karena 100.000 orang terkena penyakit asap dan telah pula menewaskan 240 orang.
Kebakarn ini tak hanya menyebabkan jutaan orang terdampak keselamatannya namun juga hewan dan jenis tanaman ikut musnah.
Tak hanya Indonesia, dampak kabut asap ini juga tercatat ikut menyebar ke berbagai wilayah lain di Asia Tenggara.
Negara tetangga pun ikut dirugikan secara signifikan seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dThailand, Vietnam, Filipina, dan Australia.
Berapa kerugian yang ditimbulkan? Diperkirakan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan dan Riau ini mkenembus angka US$4,47 miliar atau sekitar Rp67,020 Triliun (dihitung berdasarkan nilai tukar rupiah saat ini 15.232,00 per USD).
2. Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 1982.
Ini merupakan tahun pertama kasus kebakaran hutan dan lahan yang besar di Indonesia.
Pada tahun 1982 terjadi kemarau sangat panjang akibat fenomena el nino yang juga panjang.
Tercatat 3,7 juta hektar hutan dan lahan terbakar dan ini didominasi di Kalimantan Timur.
Zaman ini bukan lahan gambut yang banyak hangus, namun dari 3,2 juta hektare Kawasan yang terbakar, 2,7 juta ha merupakan hutan hujan tropis.
Berapa kerugian yang ditimbulkan? Menurut Data World Resources Institute (WRI) kerugian akibat kebakaran hutan ini mencapai USD9 miliar atau sekitar Rp137,08 Triliun.
Ketika itu kebakaran telah mengakibatkan kabut asap dan partikel debu yang cukup parah.
Bahkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura ikut mengomel karena telah menganggu jadwal penerbangan di bandara negara tersebut.
Kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran lahan ini merupakan yang paling besar disbanding kebakaran lahan lainnya, karena kejadian telah membumihanguskan Kawasan hutan tropis yang merupakan paru-paru dunia.
Kabut asap telah menjadi catatan kelam bagi negara ini namun tetap saja terjadi secara berulang, dari tahun satu ke tahun lainnya.
Warga RI pun berharap agar tak lagi ada peristiwa kabut asap yang merugikan semua sektor kehidupan itu. (dpc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: