5-7 September Bandara Soetta Tutup? Ini Penjelasan Angkasa Pura

5-7 September Bandara Soetta Tutup? Ini Penjelasan Angkasa Pura

Ilustrasi bandara Soetta sepi-ist-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Terkait adanya informasi bahwa Bandar Udara (Bandara) Soekarno-Hatta (Soetta) akan tutup 5-7 September di tengah kesibukan aktivitas bandara jelang KTT ASEAN, akhirnya PT Angkasa Pura (AP) II buka suara.

President Director AP II Muhammad Awaluddin, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (03/09/2023) mengatakan, PT Angkasa Pura (AP) II memastikan tidak ada penutupan penerbangan reguler di pada terkait penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 pada 5-7 September 2023 di Jakarta.

“AP II memastikan seluruh penerbangan reguler berjadwal tetap beroperasi, ada sekitar 960-980 penerbangan per harinya tapi tidak ada penutupan penerbangan menjelang maupun saat penyelenggaraan KTT ke-43,” katanya.

Para delegasi dan tamu negara yang akan mengikuti KTT dijadwalkan akan mulai berdatangan sejak 4 September 2023. Awaluddin mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan apel siaga untuk memastikan kelancaran pergerakan para tamu negara dan semua delegasi KTT di Bandara Soetta.

Apel itu diikuti oleh personel Bandara Soekarno-Hatta, antara lain customer service, digital service, aviation security, airport rescue and fire fighting (ARFF), terminal inspection service (TIS) dan tim engineering.

“Tujuan dari apel itu sendiri adalah untuk memastikan kesiapan seluruh personel untuk menyambut KTT ke-43 ASEAN, karena Bandara Soekarno-Hatta menjadi pintu gerbang utama kedatangan tamu negara dan delegasi KTT ke-43 ASEAN,” ujarnya.

Awaluddin pun berharap pihaknya dapat memberikan kesan pertama yang baik saat para tamu negara tiba di Indonesia
“Saya meminta tiga aspek harus dipastikan yakni people (sumber daya manusia), process (prosedur) dan facilities (fasilitas). Koordinasi, kolaborasi dan sinergi harus ditingkatkan dengan seluruh stakeholder untuk memastikan keamanan, keselamatan dan pelayanan,” tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan dalam rangkaian pertemuan KTT ke-43 ASEAN Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan memimpin 12 pertemuan.

“Kali ini ada 12 KTT yang harus dipimpin oleh Bapak Presiden plus pertemuan bilateralnya itu so far, ini masih akan nambah terus, sudah 13 pertemuan bilateral. Jadi teman-teman bisa bayangkan dalam 3 hari Bapak Presiden harus memimpin 25 pertemuan, 12 di antaranya adalah KTT,” ujar Retno, Jumat (01/09/2023).

Pertemuan tersebut terdiri dari KTT ke-43 sesi pleno dan retreat, KTT ke-26 ASEAN-Tiongkok, KTT ke-24 ASEAN-Republik Korea, KTT ke-26 ASEAN-Jepang, dan KTT ke-11 ASEAN-Amerika Serikat.

Selanjutnya adalah KTT ASEAN-Kanada, KTT ke-26 ASEAN Plus Three, KTT ke-20 ASEAN-India, KTT ke-3 ASEAN-Australia, KTT ke-18 Asia Timur (EAS), dan KTT ke-13 ASEAN-Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menlu mengatakan, KTT akan dihadiri oleh 22 negara yang terdiri dari 11 negara ASEAN, 9 negara mitra, Bangladesh sebagai Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA), serta Kepulauan Cook sebagai Ketua Pacific Island Forum (PIF).

“Kenapa IORA dan PIF itu diundang karena salah satu prioritas kita kali ini adalah Indo Pasifik damai, stabil, sejahtera, inklusif. Jadi pada saat kita bicara Indo Pasifik ada sisi di pasifik selatan, ada sisi di Indian Ocean Rim yang harus mulai kita rangkul dan di dalam KTT nanti ada kerja sama antara Sekretariat ASEAN dengan Sekretariat IORA dan PIF,” ujar Retno.

Selain itu, Retno juga mengonfirmasi bahwa sejumlah organisasi internasional akan turut hadir pada KTT ini, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bank Dunia, serta Dana Moneter Internasional atau IMF.

“Plus organisasi internasional yang menjadi mitra ASEAN yaitu PBB, Sekjen PBB akan hadir, plus akan hadir juga World Bank, IMF, kemudian World Economic Forum, tadi IORA, PIF. Jadi totalnya ada 22 negara plus 9 organisasi internasional,” tandas Retno. (humas kominfo)



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: