Jembatan Merah Tanpa Tiang JTTS Kontribusi Pangkas 48 Menit Binjai-Pangkalan

Jembatan Merah Tanpa Tiang  JTTS Kontribusi Pangkas 48 Menit Binjai-Pangkalan

Jembatan Sei Wampu adalah jembatan rangka merah tanpa tiang di ruas JTTS daerah Sumatera Utara-Tangkapan Layar Youtube Waagner Biro Indonesia-

SUMUT, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Disebut jembatan merah tanpa tiang karena jembatan ini menggunakan baja berwarna berwarna merah dan tidak ada tiang alias tidak ada pilar di tengahnya.

Jembatan ini bernama Jembatan Sei Wampu. Dan jembatan telah menjadi ikon baru Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang dibangun PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI), anak usaha PT Hutama Karya (Persero), untuk menghubungkan Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan Ruas Binjai – Langsa.

Kenapa tanpa tiang? Karena jembatan ini dibangun dengan tipe continuous truss bridge yang artinya tanpa pilar di tengahnya.

Jembatan ini mengandalkan struktur rangka menerus untuk tumpuan kekuatannya, baik terhadap lendutan, regangan dan rotasi jembatan.

Jembatan bagian dari JTTS ini terletak di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Kehadiran Jembatan Sei Wampu ini ikut berkontribusi memangkas waktu tempuh Binjai ke Pangkalan Brandan dari yang semula 90 menit akan terpangkas menjadi 48 menit.

Panjang bentang jembatan merah ini 231 meter, dengan main span sepanjang 130 meter yang tanpa pilar di tengahnya
Telah pula dilaksanakan Uji Laik Fungsi (ULF) pada Jembatan Sei Wampu ini pada Jumat (18/08) hingga Minggu (20/08).

Pelaksanaan ULF ini dilakukan oleh Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Pembangunan Jembatan Balai Jembatan.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo menjelaskan dalam keterangan resminyam, serangkaian kegiatan ULF Jembatan Sei Wampu berjalan cukup lancar, adapun uji beban jembatan yang dilakukan meliputi uji beban dinamis dan uji beban statis.

Uji dinamis kata Tjahyo dilakukan dengan dua metode yakni metode impuls (menggunakan lebih kurang 20 truk dan alat uji exciter) serta ambient.

Ada dua kali uji dinamis, yaitu awal dan akhir. Uji dinamis awal dilakukan sebelum uji beban statis sedangkan dinamis akhir dilakukan setelah uji beban statis.

Lebih rinci, uji beban statis dilakukan dengan tiga skema, yang terdiri dari penilaian lendutan maksimum dengan bentang utama, penilaian regangan maksimum pada momen lentur negatif, dan penilaian rotasi yang dihasilkan dari pembebanan asimetris.

Adapun saat ini, HKI tengah menunggu hasil ULF dari Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Pembangunan Jembatan Balai Jembatan.

Direktur Operasi III PT Hutama Karya Infrastruktur, Selo Tjahjono, memaparkan bahwa kegiatan ULF dilakukan untuk menguji hasil konstruksi HKI terhadap spesifikasi dan persyaratan desain yang sudah mendapatkan persetujuan dan sertifikasi dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Selain itu, ULF Jembatan Sei Wampu juga diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mendukung konektivitas Jalan Tol Binjai- Pangkalan Brandan yang aman dan nyaman.

“Jembatan Sei Wampu ini merupakan gambaran kapasitas HKI yang dapat membangun jembatan bentang panjang terpanjang di JTTS. Harapannya, Jembatan Sei Wampu serta Jalan Tol Ruas Binjai Langsa – Seksi Binjai – Pangkalan Brandan dapat menjadi akses mobilitas yang aman dan menjadi akselerator perekonomian di Sumatra Utara,” ujar Selo.

ULF merupakan langkah signifikan dalam memastikan keamanan akses transportasi sebelum dapat digunakan oleh masyarakat.

Selaku main contractor dalam pembangunan Jalan Tol Binjai - Pangkalan Brandan, termasuk didalamnya Jembatan Sei Wampu, HKI berkomitmen bahwa keamanan dan keselamatan adalah prioritas utama dalam seluruh aspek pembangunan sebelum nantinya aman untuk dioperasionalkan.

Sampai dengan saat ini, progres pembangunan Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan per akhir Agustus 2023 mencapai 79,628%. Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan memiliki main road sepanjang 57 km dan memiliki kecepatan rencana 100 km/jam.

Jika Tol Binjai – Pangkalan Brandan tersambung sepenuhnya, maka waktu perjalanan dari Binjai – Pangkalan Brandan yang semula 90 menit akan terpangkas menjadi 48 menit.

Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.021,5 km, termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi. Untuk ruas tol Konstruksi 347,5 km dan 674 km ruas tol Operasi.

Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh diantaranya yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (141 km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 km), Tol Palembang – Indralaya (22 km), Tol Medan Binjai (17 km), Tol Pekanbaru – Dumai (132 km), Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2–6 (50 km) serta Tol Binjai – Langsa Seksi 1 (12 km), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (18 km) dan Tol Pekanbaru – Bangkinang (31 km), Tol Indralaya – Prabumulih (64 km).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: