Diusir Mahasiswa UIN Bukittinggi, Rektor Temui Gubernur Sumbar Malam Hari
Kiri: Mahasiswa saat menolak kehadiran Gubernur Sumbar Mahyeldi. Kanan: Rektor menemui Gubernur pasca insiden--
"Adalah tidak benar adanya pengusiran terhadap Bapak Gubernur. Hal yang sesungguhnya terjadi adalah, Bapak gubernur meninggalkan student center bersama unsur pimpinan ke masjid untuk melaksanakan shalat ashar," jelas Ridha.
"Adalah tidak benar, jika ini dilakukan seluruh mahasiswa. Peristiwa ini dilakukan dan mengatasnamakan dema (dewan mahasiswa)," sambungnya.
Permintaan maaf rektor juga disampaikan melalui sepucuk surat bernomor: B-3394.I/Un.26/HN.00/08/2023 tertanggal 22 Agustus 2023.
"Kami menyampaikan permintaan maaf dan rasa penyesalan yang mendalam atas peristiwa aksi sabotase yang dilakukan oleh beberapa oknum Dema UIN Bukittinggi dalam acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)," demikian bunyi surat tersebut.
Pihak UIN Bukittinggi mengaku tidak menduga dan tidak memprediksi peristiwa akan terjadinya peristiwa yang merusak dan mencoreng nama baik UIN Bukittinggi tersebut.
"Terus terang, kami sedikit pun tidak menduga dan tidak memprediksi akan terjadinya peristiwa yang merusak dan mencoreng nama baik UIN Bukittinggi juga Bapak sebagai pribadi dan Kepala Daerah," bunyi surat itu lebih lanjut.
Dalam surat itu, rektor juga menjelaskan terkait dengan oknum Dema yang terlibat dalam aksi tersebut, sedang dalam proses untuk diambil tindakan tegas.
"Terkait dengan oknum Dema yang terlibat dalam aksi tersebut, sedang dalam proses untuk diambil tindakan tegas sesuai dengan Kode Etik Mahasiswa UIN Bukittinggi," ungkap rektor dalam surat itu.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: