>

Makin Panas! Belanda dan Denmark ‘Sumbang’ Jet Tempur untuk Ukraina Tapi Ada Syaratnya

Makin Panas! Belanda dan Denmark ‘Sumbang’ Jet Tempur untuk Ukraina Tapi Ada Syaratnya

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sedang happy akan terima sumbangan jet tempur dari Denmark dan Belanda-Foto: IG @zelenskyy.stan-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Makin Panas! kedatangan Presiden Volodymyr Zelensky ke Belanda telah menghasilkan ‘sumbangan’ jet tempur untuk Ukraina.

Denmark berjanji akan mengirimkan 19 jet tempur sementara Belanda belum memutuskan akan menyumbangkan berapa meski Belanda sebenarnya punya 42 unit jet tempur jenis F-16.

Belanda memang belum mengumumkan apakah jet itu akan disumbangkan semua untuk Ukraina atau hanya sebagian saja.

Hanya saja, sumbangan jet tempur ini diakui Denmark ada syaratnya.

Jakob Ellemann-Jensen, Menteri Pertahanan Denmark mengatakan, jika nanti jet ini jadi disumbangkan, syarat yang harus diperhatikan Ukraina adalah, hanya menggunakan jet di dalam wilayah udaranya sendiri, tidak di luar.

Kata Jakob sumbangan jet itu untuk mengusir lawan yang hendak menyerang Ukraina. “Dan itu tidak boleh lebih dari itu,” ujarnya.

Juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yuriy Ihnat menyambut gembira sumbangan Denmark dan Belanda itu.
Katanya jet temput itu sangat berarti dan penting bagi Ukraina dalam mengusir musuh yang menyerang.

"Karena keunggulan di udara adalah kunci sukses di darat," tegasnya lagi.

Sementara itu Zelenskiy yang tengah kegirangan mengatakan ini adalah bentuk terobosan yang baik, ia menyebutnya ini adalah Perjanjian Terobosan.
 
Terkait dengan rencana sumbangan ini, Rusia pun akhirnya bereaksi.

Vladimir Barbin, Duta Besar Rusia mengatakan keputusan Denmark dan Belanda itu berpotensi menyebabkan konflik yang sudah ada ini akan menjadi bertambah parah.

Katanya, Denmark telah membuat drama, di satu sisi berharap Ukraina harus menciptakan kondisi damai namun kenyataannya Denmark sebenarnya telah meninggalkan Ukraina tanpa ada pilihan.

“Denmark justru meninggalkan Ukraina, Denmark dibuat tanpa pilihan lain selain melanjutkan konfrontasi militer dengan Rusia." Tuduhnya lagi. (dpc)








Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: